REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta meminta adanya pemerataan keberadaan SMA/SMK sehingga memudahkan peserta didik yang ingin mendaftar.
"Seperti Pasar Kliwon dan Laweyan belum ada (SMA/SMK)," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jateng, Senin (6/7).
Ia mengatakan jika Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak memiliki lahan untuk membangun SMA/SMK, bisa menggunakan lahan milik Pemkot Surakarta. Sebagaimana diketahui, khusus SMA/SMK langsung berada di bawah naungan Pemprov.
"Kalau mereka (Pemprov Jateng) tidak ada tempat, kami ada tempat, bisa dipakai sekolah. Saya menawarkan ini supaya anak-anak saya tidak sekolah di Sukoharjo terus. 'Wong Solo sekolah neng njobo kan lucu'," katanya.
Ia mengatakan saat ini mayoritas SMA maupun SMK berada di wilayah Jebres dan Banjarsari. "Ini tergantung Gubernur, kalau saya yang mengelola pasti seperti kemarin (pemerataan). Seperti SMA 1, 3, 5, dan 10 dulu kan jadi satu (berdekatan)," katanya.
Namun saat ini, dikatakannya, SMA 3 dipindah ke Karangasem dan SMA 5 dipindah ke Mojosongo. Dengan demikian, peserta didik di daerah tersebut lebih dekat dengan sekolah mereka.
Terkait hal itu, pihaknya sudah menyampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia berharap pemerataan tersebut bisa sesuai dengan program zonasi untuk siswa. "Ini baru dievaluasi. Dulu saya pernah mengajukan juga tetapi tidak dievaluasi," katanya.