Jumat 03 Jul 2020 15:59 WIB

Ikan Mati Mendadak, Petambak Bengkulu Belasan Juta

Ikan mati mendadak diduga karena pencemaran air.

Warga memeriksa kondisi ikan nila. ilustrasi
Foto: ANTARA/wahdi septiawan
Warga memeriksa kondisi ikan nila. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Sekitar 500 kilogram ikan keramba jaring apung milik petani di muara Kelurahan Bandar Ratu mati mendadak. Ikan ini mati mendada sejak beberapa pekan terakhir.

“Sekitar 500 Kg ikan nila dalam keramba jaring apung yang mati mendadak tersebut siap panen,” kata Kabid Budi Daya Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko Azbas Novyan, Jumat (3/7).

Baca Juga

Ia mengatakan, dari sekitar 500 kilogram ikan nila yang mati tersebut, hanya sebagian ikan nila tersebut yang bisa dijual kepada masyarakat. Selebihnya tidak bisa dikonsumsi karena sudah busuk.

Ia mengatakan, akibat kejadian tersebut, kalangan petani ikan di muara Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko mengalami kerugian mencapai belasan juta rupiah. Terkait dengan penyebab ratusan kilogram ikan nila tersebut mati mendadak, ia mengatakan, kemungkinan karena pencemaran lingkungan.

“Kami tidak tahu dari masa asal limbah sehingga membuat air di muara ini menjadi berminyak dan diduga menjadi salah satu penyebab ikan nila dalam keramba jaring apung mati,” ujarnya.

Kalangan petani ikan keramba jaring apung di muara daerah ini berencana mengalihkan komoditas ikan ke  ikan patin yang lebih tahan di muara sungai tersebut. Untuk sementara ini ikan nila sangat mudah mati saat terjadi perubahan kualitas air.

Para petani ikan keramba jaring apung di muara Kelurahan Bandar Ratu ini sebelumnya pernah membudidayakan ikan patin di muara tersebut. Ikan patinlebih bertahan dibandingkan ikan nila. Sedangkan tingkat kematian ikan patin masih normal berkisar 20 persen.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement