REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Prajurit TNI pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang meninggal dunia saat bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi. Almarhum Rama Wahyudi kini menyandang pangkat Pelda Anumerta.
"Kenaikan pangkat sudah. Sekarang beliau Pelda Anumerta Rama Wahyudi," kata Komandan Resor Militer 031 Wirabima Brigjen TNI Brigadir Jenderal M Syech Ismed, Rabu (1/7).
Rama Wahyudi yang sebelumnya berpangkat Sersan Mayor merupakan prajurit angkatan darat asal Kabupaten Kampar, Riau. Rama gugur akibat serangan kelompok bersenjata saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika pada 22 Juni 2020 lalu.
Selain mendapat penghargaan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, Ismed juga mengatakan jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Pekanbaru. Akan tetapi, dia mengatakan untuk proses pemakaman masih menunggu kepulangan jenazah yang hingga kini masih diurus oleh Mabes TNI AD.
Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Letkol Czi M P Sibuea, mengatakan Serma Rama Wahyudi gugur karena serangan kelompok bersenjata saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika.
"Gugurnya prajurit TNI atas nama Serma Rama Wahyudi dan satu orang prajurit TNI yang terluka diakibatkan oleh serangan kelompok bersenjata di wilayah Makisabo, Kongo, Afrika pada Senin (22/6) pukul 17.30 waktu setempat," kata Sibuea dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu.
Peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB) bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.
"Namun, ketika perjalanan kembali ke COB (Central Operation Base), terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan ke arah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalyon di wilayah Makisabo," kata Sibuea.
Serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo.
Rama Wahyudi meninggal dunia akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri, sementara satu prajurit TNI lainnya yang terluka saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Level III Goma Monusco.