Selasa 30 Jun 2020 22:38 WIB

Polrestro Depok Gagalkan Penculikan Anak, Pelakunya Diburu

Delapan anak menjadi korban penculikan dengan modus main gim online

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kapolrestro Depok, Kombes Azis Andriansyah
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Kapolrestro Depok, Kombes Azis Andriansyah

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Aparat kepolisian Polres Metro Depok masih memburu pelaku penculikan delapan anak baru gede (ABG) yang terdiri dari enam laki-laki dan dua perempuan yang rata-rata berusia 12 tahun hingga 13 tahun. Sebelumnya, empat anak berhasil ditemukan selamat dan dikembalikan ke orang tuanya masing-masing.

"Awalnya, delapan orang anak diduga dibawa dan diajak bermain turnamen gim online. Setibanya di fly over Universitas Indonesia (UI) empat orang berhasil melarikan diri, dan empat anak lainnya dibawa pelaku," ujar Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah di Mapolrestro Depok, Selasa (30/6).

Dia menuturkan, setelah mendapat laporan dari warga dan sejumlah orang tua, kemudian pihaknya melakukan pengecekan. Pertama polisi melakukan pengecekan anak yang melarikan diri, lalu didatangi pula orang tua korban yang ketika itu belum sempat ditemukan.

"Kemudian kami tanya mereka dibawa kemana, dilakukan apa, ciri-ciri pelaku berdasarkan keterangan dari korban yang sudah pulang," terang Azis.

Lanjut Azis, dari situ kemudian pihaknya melakukan penyisiran, salah satunya berhasil menyisir ke satu lokasi di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta Timur. Ternyata di sana ada beberapa rombongan anak, yang diduga sempat menjadi bagian dari dugaan penculikan.

"Korban langsung kami amankan, pelakunya masih melarikan diri. Sampai saat ini para pelaku masih kami kejar. Tapi, yang paling penting seluruh korban selamat, bisa kami kembalikan ke orang tuanya masing-masing," tutur Azis.

Diutarakan Azis, kedelapan anak yang diduga diculik itu dibawa para pelaku menggunakan angkutan kota (Angkot). Polisi juga menindaklanjuti dengan melakukan penelusuran apakah ada perlakuan sesuatu yang tidak baik terhadap anak-anak itu. 

"Berdasarkan pemeriksaan hingga saat ini hanya sebatas dibawa lari saja. Kami berharap agar para orang tua dapat lebih ketat melakukan pengawasan saat anak-anak bermain dan diberitahu untuk tidak mudah percaya sama orang yang tidak dikenal," ujarnya berharap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement