REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Kota Tangerang dinilai sudah mampu mengendalikan laju penularan Covid-19. Hal tersebut terlihat dari data Rt (effective reproduction number) atau angka penambahan kasus di Kota Tangerang berada di angka satu. Karena itu sebaiknya PSBB tidak perlu diberlakukan kembali.
Hal tersebut disampaikan walikota Tangerang Arief R Wismansyah, Selasa (30/6). Pihaknya juga telah membicarakan istilah baru yang nantinya diterapkan agar masyarakat mulai beraktivitas dengan cara kebiasaan baru.
Namun Gubernur Banten, Wahidin Halim merasa tak puas dengan Rt berada di angka satu meski beberapa ahli menyebutkan angka tersebut sudah dapat dikontrol. Wahidin meminta agar Rt di wilayah Tangerang Raya yang saat ini melaksanakan PSBB bisa mencapai Rt di angka nol.
"Pak Gubernur pengen Rt-nya nol. Ya enggak mungkin enggak ada kasus, selama vaksinnya belum ada. Tapi kita anggap tujuannya baik aja, masyarakat dengan adanya PSBB ini tetap disiplin dan waspada," kata Arief.
Wahidin mengatakan perpanjangan PSBB tersebut mempertimbangkan masih adanya masyarakat yang belum patuh dengan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, fasilitas cuci tangan di fasilitas umum dan tempat wisata."Takutnya kalau tidak ada PSBB kaya ditempat lain. Kita harus jaga betul, harus konsisten sampai dengan batas waktu 14 hari akan kita evaluasi lagi," ujarnya.
Pemerintah kota Tangerang meminta warganya agar tidak perlu mengkhawatirkan masalah ketersediaan sembako selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung.
Arief memastikan pasokan sembako pangan bagi warga kota Tangerang, terutama warga terdampak masih aman. Bahkan sejumlah warga masih membuka layanan dapur umum di wilayah mereka tinggal. "Pasokan sembako aman. Untuk warga terdampak Covid-19 juga aman, karena lumbung pangan warga masih tersedia dan bisa mencukupi kebutuhan warga," kata Arief.
Pasokan lumbung pangan juga aman karena kesadaran masyarakat untuk saling membantu masih tinggi. Beberapa RW di kota Tangerang bahkan secara swadaya mengadakan lumbung pangan sendiri dan pasokan sembako berasal dari iuran warga setempat.
"Ditambah dengan gotong royong warga, kesadaran saling memberi untuk yang tidak mampu dan warga yang terdampak Covid secara perekonomiannya, di tengah pandemi ini," katanya.
Selain itu, bantuan dari berbagai pihak yang menginisiasi dapur umum juga turut memenuhi kebutuhan warga. Hingga saat ini dapur umum masih berdiri di beberapa lingkungan RW terutama wilayah zona merah.
"Kegiatannya akan dipantau, saya juga apresiasi kawan-kawan yang sudah mengelola dapur umum, yang masih konsisten menyediakan nasi bungkus untuk ratusan warga per harinya," kata Arief.
Selain memastikan ketersediaan pasokan sembako yang masih aman, pemerintah Kota Tangerang juga kerap menyalurkan ribuan APD dan alat rapid test selama pandemi. Hal ini dilakukan pihaknya melakukan pengecekan secara berkala agar gugus tugas Covid-19 dapat mengedalikan jumlah kasus di Tangerang. "Ada juga bantuan APD dan alat rapid test. Misalnya APD ada 52 ribu lebih yang disalurkan, dan 10 ribu rapid test," tutur Arief.