REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan Unilever Indonesia terhadap lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) mendapat respon negatif masyarakat. Unilever diminta untuk mencabut dukungannya jika tidak ingin kehilangan konsumennya, terutama dari komunitas muslim.
"Unilever harus bersiap-siap apabila produknya tidak lagi digunakan oleh banyak pihak di Indonesia," kata pemerhati sosial masyarakat, Frans Saragih, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (30/6).
Dia mengatakan dukungan ini tentunya menjadi perhatian dari kalangan semua penganut agama. Dukungan Unilever terhadap LGBT ini, kata dia, cukup menarik perhatian masyarakat serta menimbulkan tanda tanya yang cukup besar.
"Mengapa Unilever melakukan itu?" katanya.
Sebagaimana diketahui Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar Unilever. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk tapi sangat menjunjung tinggi norma norma Agama.
"Tidak ada satu agama manapun yang mendukung LGBT," katanya.
Frans mengatakan, wajar saja dukungan Unilever itu langsung menuai reaksi yang kurang baik. Unilever, kata dia, harus bersiap apabila produknya tidak lagi digunakan oleh banyak pihak di Indonesia.
"Karena dalam anggapan masyarakat, menggunakan produk Unilever memiliki efek domino mendukung LGBT, dan ini bertentangan dengan norma norma agama yang berkembang di Indonesia," katanya.