REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyoroti pertemuan Ketua Umum (ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan DPP Partai Golkar kemarin, Kamis (25/6). Adi menilai safari tersebut merupakan bagian dari persiapan AHY menuju pemilihan presiden (pilpres) 2024.
"Safari ini bagian jalan panjang AHY menuju 2024. AHY sudah punya bekal tinggal di dongkrak saja," kata Adi saat dihubungi Republika, Jumat (26/6).
Ia memandang langkah yang dilakukan AHY kemarin merupakan sebagai upaya untuk membangun jangkar politik ke berbagai kalangan sekaligus meneguhkan posisi AHY sebagai ketum Partai Demokrat. Bahkan tidak menutup kemungkinan Partai Golkar dan Partai Demokrat akan membangun koalisi di Pilpres 2024 mendatang.
"Layak ditunggu Airlangga dan AHY," ujarnya.
Selain itu, ia menilai empat tahun ke depan adalah panggung luas bagi AHY untuk membuktikan kinerjanya sebagai ketum Partai Demokrat.
Menurutnya kesuksesan perfoma politik AHY sebagai ketum akan memuluskan langkahnya maju pilpres 2024.
"Sebaliknya, kalau kurang ok AHY agak berat bertanding dengan figur lain. Yang jelas AHY sudah punya bekal elektoral. Ia ketum parpol dan namanya selalu muncul dalam survei capres 2024," tuturnya.
Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama sejumlah pengurus partai menggelar pertemuan tertutup dengan Partai Golkar. Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor DPP Partai Golkar itu, kedua parpol membahas tiga hal. Pertama, membahas isu terkini yang tengah terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah dampak dan penanganan pandemi Covid-19 pada sejumlah sektor, seperti ekonomi, kesehatan, dan sosial.
"Salah satu yang menonjol adalah pembahasan terkait kita mempertahankan UMKM agar diberikan stimulus yang cukup, sehingga bisa beraktvitas dalam situasi new normal," ujar Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (25/6).
Kedua, membahas posisi Partai Golkar dan Demokrat di pemerintahan. Airlangga mengatakan, kedua partai memiliki ideologi yang sama terkait dengan pembangunan. Di mana dalam situasi seperti ini, kestabilan politik ini menjadi penting. Partai Demokrat dan Golkar bersepakat untuk terus menjaga hal tersebut. Terakhir, keduanya membahas pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020. Kedua partai melihat adanya kesempatan untuk berkoalisi di sejumlah daerah jelang 9 Desember mendatang.
"Ini adalah pengalaman kerjasama antarpartai di dalam menata politik dan kehidupan berbangsa, yang tentunya mencerminkan demokrasi ala Indonesia yaitu demokrasi berbasis Pancasila," ujar Airlangga.