REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Gubernur Banten Wahidin Halim memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) wilayah Tangerang Raya dengan berbagai catatan dan kelonggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan sosial masyarakat setempat.
"PSBB diperpanjang memuat berbagai instrumen yang disesuaikan dengan hal-hal yang masih dijadikan keluhan secara sosial kemasyarakatan," kata Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) dalam telekonferensi Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pembatasaan Sosial Berskala Besar (PSBB) Tahap IV Wilayah Tangerang Raya, di Serang, Ahad (28.6).
Menurut Wahidin, untuk keluhan sosial kemasyarakatan, dilakukan konsolidasi dan koordinasi untuk lebih terperinci dikoordinir OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait. Termasuk di antaranya soal persiapan menghadapi Sholat Idul Adha serta potong hewan kurban. Hal-hal seperti ini akan secara rinci dimasukkan dalam Pergub yang ditetapkan segera.
Masih menurut Gubernur Wahidin Halim, berdasarkan pantauannya, pasar modern relatif patuh pada protokol kesehatan. Tapi sebaliknya, pasar tradisional, persoalan 'social distancing' dan juga fasilitas cuci tangan yang belum merata.
"Ada tapi tidak merata atau ada tapi tidak tersosialisasikan dengan baik. Jadi pasar tradisional ini, relatif perlu perhatian khusus," kata Wahidin dalam rapat evaluasi yang diikuti oleh Wakil Gubernur Andika Hazrumy, Sekda Pemprov Al Muktabar, Forkopimda Banten, Kadinkes yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Banten, Forkopimda se Tangerang Raya, para kepala OPD Pemprov Banten dan kabupaten/ kota Tangerang Raya serta wakil dari MUI dan Kanwil Kemenag Banten.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Banten juga menyatakan, informasi aktual pelaksanaan PSBB dari bupati/wali kota menjadi bahan baginya dalam menetapkan langkah dan kebijakan untuk hari ini dan ke depan.
Gubernur juga mengapresiasi para Kepala Daerah di wilayahnya, jika selama ini perekonomian masih berjalan dengan stabil. "Lainnya, kuartal ketiga yang seharusnya mulai terasa saat pandemi, tapi di tengah krisis aktivitas masyarakat tidak berkurang. Untuk belanja sehari-hari, berdasarkan survei, masyarakat relatif cukup berkemampuan," kata Wahidin.
Namun, kata dia, di lain pihak ada aktivitas-aktivitas masyarakat yang menjadikannya senang dan merasa bangga dengan sosialisasi dan terbiasa dengan melaksanakan protokol kesehatan. "Misalnya masyarakat sudah terbiasa menggunakan masker kemana-mana. Di jalan, di toko, dan sebagainya," ungkapnya
Wahidin juga mengakui, memang masih ada aktivitas masyarakat, gerakan-gerakan masyarakat meskipun pakai masker namun tidak social distancing. Tapi yang menggembirakan, lanjutnya, walau fluktuatif, dari hasil rapid test secara masal maupun dalam jumlah tertentu, persentase yang reaktif sangat kecil.
"Jadi memang, upaya pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan dan juga di dalamnya upaya pemerintah baik kota/ kabupaten yang ada di Provinsi Banten telah berusaha keras dalam menyediakan fasilitas untuk penanggulangan pandemi ini. Sehingga bisa memberikan dampak yang positif di masyarakat," kata Wahidin.
Dari perkembangan tersebut, Gubernur WH juga mengajak segenap pihak untuk mengamati dan mencermati dinamika perkembangan ke depan yang harus diantisipasi. Bahwa sudah terjadi kelonggaran-kelonggaran di berbagai tempat. Tapi bukan berarti jadi banyak pelanggaran dan yang terpenting adalah saling mengingatkan dan menjaga.
Gubernur WH juga ungkapkan hasil pengamatan Dinas Kesehatan Pemprov Banten, bahwa tingkat penularan semakin rendah. Satu orang maksimal menularkan dua orang.
Gubernur Wahidim juga memberikan opsi kepada bupati/wali kota se Tangerang Raya, jika PSBB akan dilanjutkan yang tentunya sambil kita melakukan perbaikan ulang dan melengkapi fasilitas yang memang dibutuhkan oleh masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Gubernur WH juga meminta Kakanwil Kemenag Provinsi Banten berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Banten serta segera menyampaikan SKB (Surat Keputusan Bersama) empat menteri termasuk surat edaran untuk pondok pesantren.
"Dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Penangangan Covid-19 di Banten sudah baik. Terlihat dari grafik di Indonesia, Banten terus menurun dibanding dengan provinsi lain yang ada," katanya.