Senin 29 Jun 2020 02:22 WIB

Kota Sukabumi Peroleh Bantuan Alat PCR dan VTM dari BNPB

Kota Sukabumi adalah kota pertama di Jabar yang masuk zona biru.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Walikota Sukabumi Achmad Fahmi
Foto: Humas Pemkot Sukabumi
Walikota Sukabumi Achmad Fahmi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan alat pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Viral Transport Medium (VTM) ke Kota Sukabumi. Hal ini untuk mempercepat penanganan Covid-19 di daerah.

Penyerahan bantuan tersebut dilakukan perwakilan BNPB sekaligus Gugus Tugas Pusat Covid-19, Prof dr Nasser kepada Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi sekaligus Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Sukabumi di Balai Kota Sukabumi, Sabtu (27/6).   "Bantuan PCR ini dalam kerangka memberikan dukungan pulihnya Sukabumi dari Covid-19," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, Ahad (28/6).

Seperti diketahui, Kota Sukabumi adalah kota pertama di Jabar yang masuk zona biru salah satunya berkat kerja keras tenaga medis dan petugas Dinkes. Selanjutnya kini Kota Sukabumi masuk daerah pertama di Jabar yang masuk zona hijau level 1.

Fahmi menerangkan, Sukabumi adalah kota kecil, tapi jadi pusat pergerakan manusia cukup padat dan dikhawatirkan penularan Covid-19. Namun sebelumnya terkendala sulit mendapatkan informasi hasil swab karena membutuhkan waktu.

Hal ini ungkap Fahmi, tentunya menjadi kendala dalam melakukan percepatan penanganan Covid-19. "Alhamdulillah kini BNPB memberikan dukungan kepada pemkot melalui alat PCR dan VTM bagi kami penyemangat untuk jadi kota pertama masuk zona hijau," ujar Fahmi.

Kata dia, pemkot dan warga mengucapkan terimakasih kepada BNPB yang akan dimaksimalkan sebaik-baiknya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Nantinya, ketika akhir Juni kasus Covid-19 melandai, maka akan ada pelonggaran ekonomi, wisata, perhubungan, dan perkantoran.

Perwakilan BNPB sekaligus Gugus Tugas Pusat Covid-19 Prof Nasser mengatakan, ada dua garis besar dalam penanganan Covid-19 yang pertama memutus mata rantai penularan dalam konteks ini dilakukan testing. Di mana semakin banyak maka semakin baik dan mampu menemukan orang yang menyimpan virus.

Di samping itu, sambung Nasser, care and treatment terhadap orang sakit harus dirawat dan diobati. Di mana rumah sakit membutuhkan pemeriksaan PCR untuk mendukung diagnostik dan kemajuan pengobatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement