REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Akibat penutupan layanan GoLife, Gojek memberikan peningkatan keterampilan berupa pelatihan online secara cuma-cuma, dan juga bantuan tunai lewat program solidaritas untuk mitra GoLife aktif yang terdampak penutupan layanan tersebut.
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi, dalam suratnya kepada mitra GoLife, berharap pelatihan online ini bisa meningkatkan kemampuan dan menjadi bekal jangka panjang untuk memperoleh penghasilan di masa mendatang, sementara bantuan tunai diberikan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga mereka di masa pandemi saat ini.
Keduanya mengatakan bahwa penutupan layanan GoLife per 27 Juli nanti merupakan pilihan sulit dan berat. Namun, dalam situasi sulit dan penuh ketidakpastian saat ini Gojek harus mampu mengevaluasi seluruh rencana bisnis ke depan agar bisa bertahan.
"Karena tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Di sisi lain, kami harus berupaya agar bisa terus bertahan melewati masa krisis ini," kata Andre dan Kevin, dalam surat tersebut, dikutip Kamis (25/6).
Pandemi Covid-19 yang mulai melanda Indonesia pada Maret 2020 berdampak cukup besar terhadap aktivitas masyarakat, karena harus berada di rumah dan menjaga jarak (physical distancing) demi mencegah penularan.
Penghentian layanan yang meliputi GoMassage dan GoClean, serta GoFood Festival (jaringan kantin GoFood di sejumlah lokasi), diputuskan berdasarkan evaluasi dari situasi makro ekonomi, termasuk soal perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih waspada terhadap aktivitas yang melibatkan kontak fisik ataupun kegiatan yang tidak memungkinkan untuk berjaga jarak.
Baik layanan GoLife dan GoFood Festival membutuhkan interaksi jarak dekat. Gojek mengatakan layanan ini juga telah mengalami penurunan permintaan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan pandemi Covid-19.
Situasi pandemi saat ini mengharuskan Gojek untuk meningkatkan fokus membangun bisnis yang kokoh, lebih efisien, dan mampu bertahan dalam dalam kondisi yang ada.
Gojek mengambil strategi untuk fokus pada layanan inti, menghentikan layanan yangtidak dapat bertahan di tengah pandemi, dan mengambil keputusan berani untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan prioritas pelanggan menjadi kuncinya.