Selasa 23 Jun 2020 14:29 WIB

IDI Jatim: RS Wajib Perhatikan Keselamatan Tenaga Medis

Sutrisno menyebut saat ini semua RS rujukan Covid-19 sedang kelebihan kapasitas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur Sutrisno menyatakan IDI masih mengonfirmasi data adanya 12 dokter terpapar Covid-19 saat menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo. Sutrisno mengaku memang mendengar informasi tersebut, tetapi belum mendapatkan informasi yang valid dari pihak yang bersangkutan.

Namun, menurut dia, terlepas benar atau tidaknya kabar tersebut, IDI Jatim meminta semua pihak, terutama rumah sakit, untuk memperhatikan keselamatan tenaga kesehatan, baik itu dokter, perawat, bidan, maupun tenaga administrasi. "Bukan hanya RSUD dr Soetomo saja, tapi seluruh rumah sakit di Jatim. Dokter, perawat, bidan, dan tenaga pendukung yang lain keselamatannya harus menjadi hal yang utama," kata Sutrisno saat dikonfirmasi, Selasa (23/6).

Baca Juga

Pihak rumah sakit harus memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD). RS pun mesti memperhatikan pengaturan jam serta sistem kerja, apalagi bagi mereka yang rentan dan mempunyai penyakit penyerta. "Suplemen, vitamin, makana,n dan yang membuat daya tahan tubuhnya lebih baik seharusnya juga mendapat perhatian dan penganggaran tersendiri dari rumah sakit dan pemerintah," kata dia.

Sutrisno menyebutkan, saat ini semua rumah sakit rujukan Covid-19 sedang overload atau kelebihan kapasitas. Kasus seperti ini, menurut dia, bukan hanya terjadi di Jawa Timur, melainkan di seluruh Indonesia. "Walaupun di Jawa Timur ada 385 rumah sakit, tidak sembarang rumah sakit mampu merawat Covid-19 sehingga aliran pasien Covid-19 ditunjukkan kepada rumah sakit rujukan," ujarnya.

 

Fenomena tersebut, menurut dia, secara otomatis membuat beban tenaga kesehatan berlipat-lipat lebih berat. Karena itulah, hal tersebut menjadi salah satu faktor petugas di rumah sakit rujukan rawan tertular Covid-19.

Sebelumnya, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, Surabaya, dr Joni Wahyuhadi, mengemukakan, ada 12 dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga (Unair) yang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19. Dua dokter menjalani perawatan intensif.

"Ke-10 dokter PPDS di antaranya memiliki gejala ringan dan sedang, sedangkan dua dokter lainnya dalam kondisi berat sehingga perlu menjalani perawatan intensif oleh RSUD Dr Soetomo," ujarnya di Surabaya, Ahad (21/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement