Senin 22 Jun 2020 23:32 WIB

FMPP Jabar Terima Banyak Keluhan Sulitnya Akses Situs PPDB

Pada tahapan pendaftaran belum bisa melihat nilai dan peringkat berdasar kuota.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
FMPP Jabar Terima Banyak Keluhan Sulitnya Akses Situs PPDB (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
FMPP Jabar Terima Banyak Keluhan Sulitnya Akses Situs PPDB (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Jabar, menerima banyak laporan dari masyarakat yang tidak bisa mengakases pengumuman di situs Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Menurut Ketua FMPP, Illa Setiawati, hingga Senin sore banyak warga yang belum bisa mengaksesnya.

“Saya geram sekali dengan keadaan ini. Masyarakat hanya dijadikan kelinci percobaan sistem. Mana sudah tidak transparan, karena tidak ada nilai dan rekapitulasi calon peserta didik,” ujar Illa kepada wartawan, Senin (22/6).

Menurut Pemerhati pedidikan, Dan Satriana, lambatnya akses pengumuman PPDB SMA/SMK/SLB tahap pertama dengan jalur afirmasi, perpindahan orangtua, dan prestasi antara lain karena ada proses perhitungan kalibrasi nilai rapor yang dilakukan sekolah. Sehingga para pendaftar pada tahapan pendaftaran belum bisa melihat nilai dan peringkat berdasar kuota. 

“Akibatnya pada saat pengumuman, semua pendaftar punya kepentingan mengakses pengumuman karena sebelumnya tidak punya gambaran nilai dan hasil seleksi sementara di laman website tersebut," katanya.

Sementara saat PPDB sebelumnya, kata dia, rekapitulasi itu selalu muncul di website. Jadi saat pengumuman mereka yang sudah tahu bahwa anaknya tidak akan lulus tidak mengakses website PPDB.

Menurutnya, teknis pengelolaan PPDB tahun ini akan jadi contoh di tahun-tahun depannya setidaknya dalam 3 hal. Pertama, PPDB 100 persen daring dengan mengandalkan pengolahan data yang sebenarnya dikeluarkan dan dikuasai oleh sekolah dan pemerintahan. Ke depannya perlu perbaikkan koordinasi dan pengelolaan data siswa secara  berjenjang. 

Kedua, kata dia, seleksi tanpa nilai UN, ke depannya akan mengandalkan pada seleksi jalur zonasi atau hasil penilaian sekolah. Untuk itu catatan jalur zonasi tentang pemerataan akses/layanan dan penerapan standar proses, isi, dan kelulusan di setiap sekolah menjadi  penting diperhatikan. 

Ketiga, kata Dan, PPDB secara  bertahap menjadi 100 persen zonasi sesuai dengan prinsip hak atas pendidikan dan standar layanan pendidikan. "Lagi-lagi PR untuk menyusun program pemerataan akses/ layanan menjadi tagihan utama," katanya.

Sedangkan menurut, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi, pihaknya sudah mengantisipasi masalah teknis dalam proses pengumuman PPDB. Ia memprediksi keterlambatan dalam mengakses laman PPDB karena banyaknya masyarakat yang mengaksesnya. 

“Upaya kita sudah maksimal dan proses PPDB ini. Kalau terjadi seperti ini (sulit diakses), nanti saya tanya ke bagian IT-nya. Ini akan menadi catatan evaluasi PPDB kami, supaya ke depan tidak terjadi lagi,” kata Dedi. 

Menurutnya, selamat bagi siswa yang sudah dinyatakan lulus pada tahap pertama PPDB. Namun, bagi yang belum lulus, jangan bersedih, karena masih bisa kembali mendaftar pada tahap kedua. 

Ia juga mengimbau bagi orangtua yang ingin mencari informasi tentang pengumuman siswa bisa membuka kanal-kanal informasi yang sudah disiapkan Disdik Jabar dan di Cabang Dinas Pendidikan Jabar di kabupaten/kota. 

“Bisa juga ke sekolah. Di sekolah sudah menyiapkan meja informasi. Selain itu, bagi yang ingin daftar ulang yang dimulai Selasa (23/6) sekolah juga sudah menyiapkannya dengan menjaga protokol kesehatan,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement