REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Warga di wilayah Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, kecewa karena tak bisa menyaksikan peristiwa Gerhana Matahari Cincin, Ahad (21/6). Pasalnya, langit tertutup cuaca mendung.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Jalan Yos Sudarso Indramayu, pukul 15.11 WIB, awan mendung yang berwarna kehitaman terus bergerak tertiup angin menutupi matahari. Kondisi cuaca berawan yang kadang bercampur dengan mendung itu bahkan sudah terjadi sejak siang hari. "Kecewa, gerhananya tidak kelihatan," ujar seorang warga setempat, Dhika (22).
Padahal, dengan mengenakan kaca mata hitam dan kamera yang ada di telepon genggamnya, Dhika sudah bersiap merekam detik-detik terjadinya gerhana matahari cincin. Namun, cuaca mendung menghalangi niatnya.
Kekecewaan serupa juga diungkapkan seorang warga lainnya, Siti Raudiatul Nadiyah (19). Dia bahkan sengaja pergi ke Pantai Karangsong Indramayu agar bisa melihat dengan jelas Gerhana Matahari Cincin. "Cuacanya mendung, jadi tidak kelihatan," keluh Nadia.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Republika.co.id di sejumlah titik lokasi, tak terlihat ada kerumunan warga yang menyaksikan Gerhana Matahari Cincin. Bahkan, banyak warga yang mengaku tidak mengetahui adanya peristiwa alam tersebut.
Seperti diberitakan, Gerhana Matahari Cincin yang terjadi hari ini, Ahad (21/6), tidak bisa dinikmati semua daerah di Indonesia. Kabupaten Indramayu pun menjadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang mengalami peristiwa alam tersebut.
"Di Jawa Barat, gerhana ini hanya teramati di Indramayu berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana 0,000," kata Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn.
Faiz menjelaskan, di Kabupaten Indramayu, gerhana tersebut dimulai pada pukul 15.11.50,7 WIB. Sedangkan puncak gerhana, terjadi pada pukul 15.14.07,8 WIB dan berakhir pada pukul 15.16.45,5 WIB. "Durasi gerhana yang teramati di Indramayu adalah 4 menit 54,8 detik," tandas Faiz.