REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Koleksi satwa di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo bertambah sepuluh ekor selama masa pandemi Covid-19. Satwa-satwa di kebun binatang tersebut diklaim cukup produktif selama Taman Jurug ditutup pada masa pandemi.
Direktur Perusahaan Daerah TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, selama pandemi Covid-19, sejumlah satwa di TSTJ melahirkan bayi satwa. Bayi satwa yang lahir tersebut di antaranya, seekor unta, satu ekor sitatunga, dua ekor kanguru, seekor rusa Bawean, dan lima ekor rusa timur.
"Dalam waktu dekat Lutung (melahirkan), semoga. Selama pandemi produktif satwanya," ujar Bimo kepada wartawan, Jumat (19/6).
Khusus anak unta tersebut, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo memberi nama Dovir Olan yang merupakan kependekan dari 'dumadakan ono virus, onta lanang lahir' [mendadak ada virus, unta jantan lahir]. Nama tersebut diklaim mudah diucapkan.
Bimo menyatakan bakal menggelar syukuran setelah anak unta tersebut diberi nama. "Kalau dulu pas lahir juga sudah dikasih bubur. Koleksi unta sekarang ada lima ekor. Kalau keseluruhan satwa ada 400 ekor," imbuhnya.
Di sisi lain, TSTJ memiliki program untuk penambahan satwa. Di antaranya, singa dari Bali, banteng dari Bali Safari dan dari Taman Safari Prigren di Pasuruan, kemudian burung unta betina dari Ragunan. Selain itu, iguana dan rusa tutul dari Lamongan totalnya ada lima ekor.
Namun, program tersebut tertunda sementara karena pandemi Covid-19. "Nanti kalau normal lagi itu proses tetap jalan karena itu tinggal kirim sebenarnya. Sistemnya kerja sama, tukar menukar satwa," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyatakan memberikan dua pilihan nama bagi anak unta jantan tersebut, yakni Micov yang berarti pandemi covid-19, dan Dovir Olan. Dia mengaku sudah lama diminta memberi nama bagi anak unta tersebut oleh Direktur TSTJ.
Namun, baru hari tersebut pemberian nama direalisasikan. "Kalau memberi nama yang mudah dikenang, dan pada saat itu ada peristiwa besar," ujar Rudyatmo.