Jumat 19 Jun 2020 13:37 WIB

Ratusan Rumah Terendam Banjir Lagi di Sukaresik

Banjir itu terjadi akibat luapan Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
 Anak-anak bermain di tengah banjir yang menggenang jalan di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (10/6).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Anak-anak bermain di tengah banjir yang menggenang jalan di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ratusan rumah di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, kembali dilanda banjir pada Jumat (19/6). Banjir itu terjadi akibat luapan Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy.

Berdasarkan pantauan Republika, banjir yang terjadi kali ini lebih besar daripada banjir yang terjadi sebelumnya pada Rabu (10/6). Ketinggian air di jalan yang menjadi akses warga berkisar 50-100 sentimeter (cm).

Salah seorang warga sekitar, Ai (45 tahun) mengatakan, air mulai masuk ke pemumikan warga sejak Jumat dini hari. Sebab, hujan terjadi di wilayah itu sejak Kamis (18/6).

"Ini mah biasa, banjir luapan air dari Citanduy dan Cikidang," kata dia, Jumat.

Banjir itu tak sampai masuk ke rumah Ai. Namun, akibat jalan yang tergenang air, aktivitasnya terganggu. Sebab, kendaraan roda dua tak bisa melintas jalan itu akibat ketinggian air. Hanya mobil yang cukup tinggi yang berani memaksakan melintas jalan itu.

Ia mengatakan, banjir itu sudah berulang kali terjadi. Berdasarkan catatan Republika, banjir di Desa Tanjungsari sudah yang kelima kalinya terjadi sejak awal 2020.

"Harapannya mah cepat diatasi. Kita sudah bosan sama banjir," kata dia.

Kepala Desa Tanjungsari, Amas mengatakan, sedikitnya ada 500 rumah di wilayahnya yang terendam banjir. Ketinggian ari di dalam rumah warga sekitar 30 cm hingga 150 cm. Selain itu, banjir juga merendam lahan pertanian sekira 70 hektare.

"Banjir sekarang lebih parah," kata dia.

Amas berharap ada ketegasan dan tindakan konkret dari pemerintah untuk menangani banjir di Desa Tanjungsari. Sebab, menurut dia, warga terus dihantui ketakutan akan kejadian banjir dan terus mengalami kerugian.

"Kami sudah sering menyampaikan atau melaporkan, juga meminta tindakan konkret. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement