Rabu 17 Jun 2020 13:56 WIB

JK Ingatkan Warga Jatim untuk Lebih Disiplin

JK ingatkan Jatim bisa menyalip DKI jika tren kasus positif tetap seperti sekarang.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla
Foto: Republika
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengingatkan kedisiplinan masyarakat Jawa Timur terhadap protokol kesehatan sebagai salah satu bentuk pencegahan terhadap penyebaran Covid-19 di wilayah setempat. Secara khusus, ia mengingatkan masyarakat Surabaya untuk meningkatkan kedisiplinan.

“Melihat angka di Jatim, khususnya di Surabaya maka harus lebih berdisplin agar virus ini tidak terus menyebar,” ujarnya di sela kunjungan kerjanya di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu (17/6).

Baca Juga

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jatim per Selasa (16/6) malam, kasus Covid-19 di Jatim mencapai 8.290 orang. Sekitar 70 persennya berasal dari Surabaya Raya.

Rincian kasus di Surabaya Raya, yakni Kota Surabaya sebanyak 4.181 orang (sekitar 50 persen dari kasus di Jatim), Kabupaten Sidoarjo 1.020 orang dan Kabupaten Gresik 360 orang. 

Sementara itu, jumlah warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim 8.472 orang, dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 26.329 orang dan orang tanpa gejala (OTG) mencapai 24.359 orang.

Sedangkan, pasien sembuh di Jatim sebanyak 2.384 orang atau 28,76 persen, serta pasien meninggal dunia mencapai 638 orang atau 7,92 persen.

Jusuf Kalla berharap pemimpin daerah se-Jatim tak berhenti mengingatkan warganya untuk menjalankan dan patuh terhadap protokol kesehatan, terutama jaga jarak sosial dan fisik, cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir dan memakai masker. “Peran masyarakat juga sangat dibutuhkan. Mari cegah Covid-19 ini demi kepentingan bersama,” ucap Wakil Presiden RI 2004-2009 serta 2014-2019 tersebut.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan angka kasus di Jatim akan menyalip DKI Jakarta jika tren kasus positif selama 10 hari terakhir tetap seperti sekarang ini. Intinya, kata dia, menghadapi kasus virus corona ini adalah lebih baik mencegah daripada mengobati, yang pencegahannya dilakukan dengan cara menghindari dan melawan.

“Menghindari caranya diam di rumah dan bekerja dari rumah, sedangkan melawan caranya dengan menyemprot disinfektan atau sterilisasi di manapun karena lawannya tidak kelihatan,” kata JK, sapaan akrabnya.

Pada kesempatan tersebut, turut mendampingi JK adalah Ketua PMI Jatim Imam Utomo yang juga mantan gubernur Jawa Timur. Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berterima kasih atas kehadiran JK serta mengapresiasi dukungan yang diberikan PMI Pusat untuk membantu penanganan Covid-19 di wilayah setempat.

“Berdasarkan hasil evaluasi PSBB lalu, memang Jatim ini masyarakatnya masih banyak yang tidak menggunakan masker. Kami harap dan minta sekali lagi, pakai masker dan patuhi protokol kesehatan,” tuturnya.

Turut mendampingi Khofifah antara lain Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Jatim seta perwakilan pejabat Forkopimda Jatim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement