Rabu 17 Jun 2020 00:35 WIB

WHO Akhiri KLB Polio di Papua

Indonesia berisiko tinggi terhadap impor virus polio tipe 1 dan tipe 2 dari Malaysia

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Sejumlah warga mengikuti kampanye basmi penyakit polio. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga mengikuti kampanye basmi penyakit polio. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) telah mengakhiri status kejadian luar biasa (KLB) Polio di Provinsi Papua. Hal tersebut disampaikan oleh Regional Director WHO Poonam Khetrapal Singh kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi melalui surat nomor P7/48/48 pada 26 Mei 2020 tentang Penghentian Outbreak Polio di Papua.

Poonam Khetrapal Singh memutuskan ,untuk mengakhiri KLB polio tersebut berdasarkan penilaian yang dikoordinasikan oleh WHO pada April 2020. Polio di Papua diakibatkan oleh Vaccine-Derived Poliovirus Type 1 cVDPV1 (circulated Vaccine Derived Polio Virus type 1) yang terdeteksi pada 2019.

“Saya mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dan semua jajaran tenaga kesehatan garda depan yang berkontribusi dalam kesuksesan ini di bawah kepemimpinan Anda (Menkes Terawan Agus Putranto),” katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (16/6).

Pada maret 2020, Komite Kegawatdaruratan di bawah International Health Regulations (2005) memutuskan bahwa Indonesia tidak lagi sebagai negara yang terjangkit, meskipun tetap rentan akan terinfeksi kembali oleh virus polio atau cVDPV1.

“Saya lebih menyoroti bahwa ini merupakan tantangan untuk Indonesia dalam memelihara ketahanan imunitas masyarakat terhadap Polio di semua provinsi dengan memberikan dukungan vaksin polio lewat mulut (OPV) serta dengan vaksin polio inactivated (IPV) melalui sistem imunisasi,” ujar Poonam Khetrapal Singh.

Dia menilai, hal tersebut perlu dilakukan mengingat Indonesia berisiko tinggi terhadap impor virus polio tipe 1 dan tipe 2 dari Malaysia dan Filipina. Dia juga menekankan akan pentingnya standar kualitas surveilans untuk deteksi dini virus polio sebagai langkah kesiapan dalam menghadapi impor virus di Indonesia.

“Tim saya di Indonesia bersedia membantu dalam upaya penanggulangan risiko polio di Indonesai dan menjaga Indonesia bebas polio,” katanya.

Sementara itu, Oscar mengapresiasi upaya sekaligus kesediaan WHO dalam membantu mengakhiri outbreak Polio di Papua. Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan akan terus berupaya meningkatkan imunitas masyarakat dari penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi terutama Polio di Papua.

“Meningkatkan imunitas masyarakat Indonesia melalui imunisasi terus kami upayakan. Kami juga akan melakukan upaya pencegahan terhadap impor virus polio, jangan sampai terjadi di Indonesia,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement