Ahad 14 Jun 2020 12:50 WIB

Menlu Apresiasi Kiprah Aisyiyah dalam Menangani Covid-19

PCIA Malaysia juga mengadakan tes kesehatan keliling bagi TKI di Malaysia.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Menlu Apresiasi Kiprah Aisyiyah dalam Menangani Covid-19. Foto: Menteri Luar (Menlu) Negeri, Retno Marsudi.
Foto: dok. Kemenlu
Menlu Apresiasi Kiprah Aisyiyah dalam Menangani Covid-19. Foto: Menteri Luar (Menlu) Negeri, Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Menteri Luar (Menlu) Negeri, Retno Marsudi mengapresiasi kiprah ‘Aisyiyah dalam membantu masalah-masalah yang ada di tengah masyarakat. Terutama dalam membantu masalah kemanusiaan, perdamaian dan menciptakan kesejahteraan khususnya perempuan.

Menurut Retno, peran 'Aisyiyah tidak hanya di tingkat nasional, namun juga internasional. Termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19 yang saat ini masih terjadi.

"Sebagai Menlu perempuan, saya juga sangat konsen terhadap isu perempuan, dan ini sejalan dengan kiprah nyata ‘Aisyiyah selama ini yang banyak berperan di ranah kesejahteraan perempuan,” kata Retno dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id dari 'Aisyiyah, Sabtu (13/6).

Retno mengatakan, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap kesehatan. Namun juga berdampak terhadap ekonomi yakni menjadikan pertumbuhan ekonomi melambat secara signifikan. "Perekonomian dunia diprediksi akan mengalami resesi terburuk dalam satu abad terakhir dan pertumbuhan ekonomi global turun 7,6 persen,” ujar Retno.

Hal tersebut menyebabkan kemiskinan secara global meningkat dengan cepat. Bahkan, kata Retno, menurut Sekjen PBB jumlah masyarakat miskin di dunia bertambah 500 juta orang dan 1,6 miliar pekerja informal kehilangan pekerjaan.

"Dan dampaknya sudah mulai dirasakan oleh para pekerja migran Indonesia. Kalau ditotal selama pandemi ini ada 110.757 WNI yang kembali ke Indonesia. Belum lagi mereka yang pekerjaannya terdampak dan masih tertahan di negara lain,” jelasnya.

Walaupun begitu, pihaknya mengupayakan berbagai bantuan terhadap WNI yang terdampak. Pihaknya juga mengharapkan bantuan dari masyarakat luas untuk bersama-sama dalam mengatasi dampak dari pandemi ini.

"Untuk memenangkan perang terhadap Covid ini diperlukan kolaborasi pemerintah dan masyarakat. Tanpa kerja sama dan kedisiplinan, maka akan sulit bagi kita untuk melalui masa yang sulit ini dengan segera,” kata Retno.

Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, Aisyiyah tidak hanya bergerak di dalam negeri untuk mendukung upaya pemerintah mengatasi dampak pandemi. Namun, upaya tersebut juga diperkuat oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PCIM-PCIA) di masing-masing negara.

“Dalam konteks pandemi teman-teman PCIA-PCIM terlibat membantu sesama walaupun mereka tidak dalam kondisi leluasa dan berlebih tetapi semangatnya luar biasa,” kata Noordjannah.

Menurutnya, kehadiran PCIM DAN PCIA ini mempermudah berbagai ikhtiar persyarikatan. Begitu juga mempermudah dalam mensyiarkan pandangan-pandangan Islam Berkemajuan Rahmatan Lil Alamin yang memberikan tempat  kepada perempuan untuk ikut berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

“Nilai-nilai Islam Berkemajuan menempatkan kemuliaan yang sama antara laki-laki dan perempuan, memberikan kesempatan yang sama untuk peran-peran yang positif termasuk dalam upaya mengatasi dampak Covid-19 ini,” ujarnya.

Noordjannah menjelaskan, berdasarkan laporan yang disampaikan perwakilan PCIA, berbagai upaya termasuk dalam menangani dampak Covid-19 terus dilakukan. Seperti, PCIA Malaysia yang menyalurkan sembako untuk WNI yang berada di Malaysia.

"PCIA Malaysia juga mengadakan tes kesehatan keliling bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia serta pembinaan kelompok ekonomi yang terdampak pandemi," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement