Sabtu 13 Jun 2020 01:47 WIB

Jepang, Contoh Negara Berhasil Terapkan Social Conformity

Jepang bisa mengendalikan Covid-19 tanpa harus lakukan lockdown.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, Jepang merupakan contoh negara yang berhasil menekan penyebaran Covid. Reisa mengatakan, keberhasilan Jepang menekan angka penyebaran kasus baru tersebut tak dilakukan melalui lockdown atau karantina wilayah seperti yang dilakukan negara lainnya.

Namun, Pemerintah Jepang lebih menerapkan deteksi dini terhadap kelompok rentan dan juga social conformity. “Menurut salah satu peneliti pusat kepenelitian kewilayahan lembaga ilmu penelitian Indonesia atau LIPI, Jepang itu tidak menerapkan lockdown atau karantina wilayah seperti beberapa negara lain, tetapi memberlakukan deteksi dini terhadap kelompok rentan dan social conformity,” ujar Reisa saat konferensi pers, Jumat (12/6).

Baca Juga

Ia menjelaskan, social conformity merupakan permintaan Pemerintah Jepang kepada warganya agar menghindari keramaian serta menghindari melakukan kontak dekat secara fisik dengan orang lain. Anjuran dari pemerintah itupun dilaksanakan dengan baik oleh masyarakatnya.

“Jadi social conformity tidak lain dan tidak bukan adalah kepatuhan terhadap otoritas kesehatan atau pemerintah,” kata dia.

Di Indonesia, anjuran serupa juga diserukan oleh pemerintah. Namun, tak seluruh masyarakat mematuhi dengan baik anjuran pemerintah tersebut.

Reisa pun menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat yang melaksanakan anjuran pemerintah untuk menjalankan protokol kesehatan. Sehingga bisa menekan angka penularan di sejumlah daerah, termasuk di DKI Jakarta.

“Mereka yang patuh dan disiplin mematuhi anjuran, selama ini ada hashtag di rumah saja dan mentaati PSBB termasuk kelompok ini,” ucap Reisa.

Reisa juga mencontohkan penerapan jaga jarak yang juga dilakukan oleh rumah sakit di Taipei. Para dokter di rumah sakit tersebut membuat sistem pemantauan pasien tanpa melakukan kontak untuk mengurangi risiko terpapar virus.

Karena itu, Reisa mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain dengan mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement