Jumat 12 Jun 2020 13:47 WIB

Istri Bowo yang Bebas dari Miom Berkat Program JKN-KIS

Fillemon Henry Wibowo mengaku tak pernah dipersulit saat ikut program JKN-KIS

 Fillemon Henry Wibowo (40) merupakan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dengan segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Kelas I yang berprofesi sebagai pendeta di Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Bojonegoro.
Foto: BPJS Kesehatan
Fillemon Henry Wibowo (40) merupakan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dengan segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Kelas I yang berprofesi sebagai pendeta di Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Bojonegoro.

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Fillemon Henry Wibowo (40) merupakan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dengan segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Kelas I yang berprofesi sebagai pendeta di Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Bojonegoro. Bowo, panggilan akrabnya, menyampaikan tentang pandangan dan pengalamannya merasakan langsung manfaat dan layanan dari JKN-KIS.

“Program JKN-KIS ini memiliki segi manfaat yang sangat besar, saya dan istri sudah merasakan langsung manfaat dari Program JKN-KIS ini sendiri. Dilihat dari sisi besaran iuran masih tergolong murah jika dibandingkan dengan cakupan biaya kesehatan yang begitu luas,” ungkap Bowo.

Singkat cerita, Bowo membagikan pengalaman bersama istri yang kini sedang dirawat di RS Fatma Kabupaten Bojonegoro. Bowo mendampingi istri pada saat dilakukan operasi prolaps pengangkatan benjolan atau sering dikenal dengan operasi miom.

"Awal cerita, istri saya Anastasia memang memiliki benjolan pada rahimnya dan berobat ke dokter keluarga, yaitu dokter Widi yang memberikan obat untuk observasi. Kemudian selang 4 hari setelahnya istri saya dirujuk ke RS Fatma Bojonegoro. Ditangani oleh dokter Angel dengan berbagai penjelasannya mengharuskan istri saya operasi prolaps untuk pengangkatan benjolan yang diidap istri saya tersebut," cerita Bowo.

Selain itu, Bowo juga merasa sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan. Jika harus mengantri, Bowo mengungkapkan itu adalah suatu hal yang wajar sebab program ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat luas tidak hanya pribadi dan keluarga.

"Sejauh ini, selama saya menggunakan BPJS Kesehatan tidak pernah dipersulit dan tidak ada kendala. Dalam segi pelayanan, obat, prosedur operasi bahkan sampai control rutin kesehatan istri saya pun masih dijamin dan dilayani dengan baik. Tidak ada iur biaya yang saya keluarkan, kalaupun harus antri ya itu wajar karena banyak pihak yang memanfaatkan pelayanan BPJS Kesehatan, bukan hanya saya atau istri saya saja," ujar Bowo.

Pada akhir wawancara, Pendeta GKJTU Bojonegoro ini mengutarakan harapannya untuk Program JKN-KIS agar program ini dapat terus berjalan. Bowo menyampaikan bahwa JKN-KIS telah menolong masyarakat dalam segi jaminan dan pelayanan kesehatan. Manfaat yang ada didalamnya telah banyak dirasakan langsung oleh masyarakat. Menurutnya, program JKN-KIS ini sejalan dengan prinsip gotong royong untuk membantu sesama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement