REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Berprofesi sebagai dokter memang bukan perkara mudah. Harus bertanggung jawab terhadap kesembuhan dan kesehatan pasien yang berkeluh kesah datang untuk memeriksakan kesehatan mereka. Budi Prasetio (41 tahun) seorang dokter spesialis anestesi di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Budi sangat fokus dengan Program JKN-KIS sebab program ini sangat membantu dan berhubungan kuat dengan profesi yang digelutinya sampai saat ini.
Budi masih menggunakan pakaian kedokterannya pasca mengoperasi pasien. Budi menceritakan pengalamannya dan keluarga yang pernah merasakan langsung manfaat dari Program JKN – KIS ini.
“Ibu saya, Bu Juminten, berprofesi sebagai guru, pernah operasi pasang ring jantung coroner pada tahun 2017 yang lalu. Waktu itu operasinya di RS THC Surabaya, dengan keluhan ibu saya ini memang sudah memiliki riwayat sakit hypertensi atau darah tinggi sejak lama tapi baru rutin kontrol 3 tahun sebelum operasi,” ujar Budi di lokasi prakteknya.
Selain bu Juminten, istri dari dokter ramah ini juga pernah menggunakan BPJS Kesehatan untuk operasi caesar putranya. Lagi – lagi Budi dan keluarga merasakan langsung manfaat dari Program JKN – KIS yang sudah berperan banyak menolong keluarganya.
“Istri operasi caesar saya juga pakai JKN–KIS di RS Fatma Bojonegoro, tidak dipersulit sama sekali dan yang namanya dikenakan biaya tambahan juga tidak ada makanya lumayan mbak. Sebagai pengguna ataupun sebagai mitra dokter keluarga, sampai saat ini saya tidak ada keluhan dengan BPJS Kesehatan. Dari segi pelayanan di fasilitas kesehatan maupun dari BPJS Kesehatan sendiri saya rasa sudah baik,” tutur Budi.
Tidak lupa Budi juga memberikan masukan kepada seluruh masyarakat yang menjadi Peserta BPJS Kesehatan untuk mematuhi segala peraturan dan ketentuan yang sudah dibuat. Sebab, segala sesuatu jika memang sudah sesuai dengan prosedur maka tidak akan ada ditemukan sejumlah kendala dalam prosesnya.
“Kalau orang bilang katanya ribet lama ya kalau mau pakai BPJS Kesehatan harus sabar kan itu prosedur administrasi memang harus dipatuhi ketentuannya toh yang pakai banyak tidak satu atau dua orang saja,” tutur Budi.