Jumat 12 Jun 2020 01:42 WIB

IDI Ingatkan Rekomendasi Pencegahan Infeksi Covid-19

Di awal pandemi Covid-19, rumah sakit sulit mencegah infeksi silang.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Dokter mengenakan alat pelindung diri (APD) saat melayani pasien. IDI mengingatkan para dokter rekomendasi pencegahan infeksi Covid-19.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Dokter mengenakan alat pelindung diri (APD) saat melayani pasien. IDI mengingatkan para dokter rekomendasi pencegahan infeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M Faqih mengingatkan sejawatnya mengenai beberapa rekomendasi pencegahan infeksi Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pertama, mereka diminta untuk mengurangi risiko pada fasilitas.

"Jadi IDI pun sudah menganjurkan kepada kawan-kawan yang berpraktik bahwa operasi yang elektif yang tidak bersifat darurat sebaiknya memang kalau bisa dibatasi. Jadi bisa dianjurkan untuk ditunda, dibatasi. Dan fokus ke hal-hal yang bersifat darurat,” kata Daeng dalam webinar “Together We Fight COVID-19” yang dihelat Betadine belum lama ini.

Baca Juga

Menurut Daeng, IDI juga menyarankan perlakuan berdasarkan sifat kedaruratan itu tidak hanya untuk operasi. IDI pun menyarankan untuk mulai mengurangi praktik-praktik yang tidak memerlukan tatap muka dan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi, seperti telemedicine

"Siapapun pasien yang kita hadapi, gunakan alat pelindung diri (APD) secara benar," jelas Daeng.

Kedua, mengisolasi pasien bergejala Covid-19 secepatnya. Caranya adalah embuat triase terpisah yang membedakan antara pasien bergejala Covid-19 dengan yang tidak.

Daeng mengakui pada awalnya hal ini sulit dilakukan oleh rumah sakit di Indonesia. Oleh karenanya, ia tak memungkiri, pada saat awal pandemi masuk ke Indonesia, banyak terjadi infeksi silang. Namun, keadaan ini mulai berangsur membaik karena rumah sakit telah mulai membedakan ruangan pasien khusus Covid-19 yang didesain dengan baik.

Rekomendasi ketiga adalah melindungi tenaga kesehatan. Daeng mengatakan, perilaku bersih dan sehat, selain APD yang harus dipakai dengan baik dan benar, itu memang perlu dilakukan.

"Kebersihan diri itu benar-benar kita lakukan, terutama bagi nakes tenaga kesehatan,” jelas dia.

Perlindungan itu terutama dilakukan pada beberapa organ yang menjadi pintu masuk bagi virus. Organ-organ itu adalah tangan dan organ-organ di sekitar pernapasan, seperti hidung, mulut, tenggorokan, dan mata.

“Tempat bersemayam virus memiliki reseptor yang baik di saluran napas. Sehingga kalau virus masuk di situ, maka virus ini diterima dengan baik dan itu ada tempatnya, dan bisa berkembang biak. Itu sebuah adaptasi yang alamiah bagi seluruh makhluk hidup, dia akan mencari tempat untuk bisa berkembang biak,” jelas dia.

Oleh sebab itu orang-orang perlu menjaga kebersihan organ tersebut. Kebersihan tangan pun tak luput dijaga karena tangan adalah organ tubuh yang kreatif yang bisa menjangkau organ tubuh yang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement