REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gugus Tugas Percepatan dan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, mengumumkan hasil evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) dari delapan desa/kelurahan di Jabar. Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Berli Hamdani, delapan desa tersebut berada di enam kabupaten/kota.
"Sebayak enam daerah menjadi piloting pemberlakuan PSBM. Ada di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi dan Kota Bogor," ujar Berli Hamdani di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (10/6).
Menurut Berli, untuk di Kabupaten Bandung Barat pihaknya telah melakukan prosedur tes Swab di Desa Tanimulya kepada 291 orang. Pelacakan dilakukan pada 1 Juni lalu.
Berdasarkan hasil tes, kata dia, diketahui 286 warga negatif, 0 positif dan empat warga lainnya tidak ada sampel swab. Sehingga, PSBM di Desa Tanimulya dihentikan mengingat 291 orang telah melewati 14 hari masa pemantauan setelah kontak terakhir dengan pasien Covid-19. "Tidak perlu masa isolasi atau swab kedua," kata Berli.
Sedangkan di Kabupaten Bandung, terdapat dua desa yang melaksanakan PSBM yaitu di Desa Margaasih yang sebelumnya ada temuan positif Covid. Selain itu PSBM juga dilaksanaka di Desa Rahayu. Pemeriksaan swab tes, kata dia, dilakukan kepada 51 orang di Margaasih dan 21 orang di Rahayu. Dari hasil swab 71 orang dinyatakan negatif, 0 positif dan 1 invalid. "Tidak diperlukan masa isolasi untuk swab kedua," katanya.
Sedangkan di Kabupaten Subang, kata dia, PSBM diterapkan di Desa Kasomalang Kulon. Mengingat sebelumnya terdapat dua pedagang di Pasar Kasomalang yang terpapar Covid-19. Berli mengatakan, ia telah melakukan tes swab kepada 97 orang. Hasilnya 93 orang negatif, 2 positif dan 2 invalid. Dengan begitu PSBM di Kasomalang dilanjutkan, dan suspek positif diisolasi mandiri di BPSDM Jabar.
"Pemantauan masa isolasi dilanjutkan sampai 15 Juni, sesuai permintaan Kepala Desa Kasomalang Kulon dan Gugus Tugas Subang, untuk kasus positif awal dan dinyatakan belum sembuh di RS derah," katanya.
Untuk Kota Tasikmalaya, kata dia, warga Kelurahan Negarasari, Kecamatan Cipedes terpaksa menjalani isolasi, setelah ditemukan ada salah seorang warganya yang terkonfirmasi COVID-19. Namun, kata dia, setelah pemeriksaan swab dilakukan kepada 83 orang. Hasilnya, 83 negatif dan 0 positif. "Jarak waktu kontak lebih dari 14 hari, maka PSBM di Cipedes, selesai," katanya.Sedangkan PSBM Kota Cimahi, kata dia, dilaksanakan di Kelurahan Karangmekar, Kecamatan Cimahi Tengah. Hal itulah menyusul adanya pedagang pasar yang terjangkit Covid-19.
Namun di masa PSBM ini, kata dia, ditemukan dua orang positif yang merupakan keluarga dari pasien sebelumnya tersebut. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan tes Swab kepada 177 orang pada 5 Juni.
"Dengan pertimbangan hasil swab 175 negatif dan dua positif. Jarak 175 warga dengan kasus positif kurang dari 14 hari, maka PSBM dilanjutkan untuk suspek negatif yang kontak erat dengan dua suspek baru sebanyak 30 orang atau 10 KK," paparnya.
Hasil evaluasi terakhir, kata dia, sebanyak 115 warga di Kelurahan Cilendek Barat dan Kelurahan Loji, Kota Bogor diperiksa swab. "Sementara dari enam ditambahkan satu, sama statusnya seperti Kota Bogor, yaitu Kota Depok masih dalam kajian, updating data informasi terkait pemberlakuan dari PSBM sebagai piloting projek," kata Berli.