Rabu 10 Jun 2020 12:33 WIB

Tahun Depan, Desa Digital akan Jadi Prioritas Emil

Seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ketika sedang mencoba lift di salah satu pusat perbelanjaan di Cimahi Jawa Barat
Foto: dok Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ketika sedang mencoba lift di salah satu pusat perbelanjaan di Cimahi Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pandemi Covid-19 melahirkan tantangan sekaligus peluang bagi para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia, khususnya Jawa Barat (Jabar). Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Jabar menjawab tantangan dan peluang sektor ekraf saat dan setelah pandemi dengan Desa Digital.

Desa Digital, kata dia, merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.

Nantinya, menurut Emil, seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.

"Setelah pandemi Covid-19 ini digitalisasi di desa akan menjadi prioritas kami," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa petang (9/6).

Menurut Emil, ekonomi kreatif berbasis desa, revolusi digital di desa akan diperkuat di 2021. "Sehingga resilience kami akan lebih kuat. Istilah saya tinggallah di desa, tapi rezeki kota, dan bisnis mendunia," katanya.

Sejak diluncurkan pada 10 Desember 2018, kata dia, Pemprov Jabar sudah memasang WiFi di desa-desa blank spot atau desa tidak memiliki koneksi internet sama sekali. Di sektor perikanan, ribuan kolam sudah menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun.

Selain itu, kata dia, sejumlah desa sudah mulai memasarkan hasil pertanian melalui e-commerce. Hal itu menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi yang kerap melambungkan harga, dapat dipangkas.

Bahkan, kata Emil, Desa Digital terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2020, karena dinilai mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet.

"Dua minggu lalu, Desa Digital kami mendapat penghargaan di level Asia Pasifik, mengalahkan inovasi dari Selandia Baru dan Australia," katanya.

Sementara menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik, industri pariwisata adalah sektor yang paling terdampak sejak pandemi Covid-19 terjadi. Sejumlah rencana pembangunan yang menjadi program strategis pun, akan dilanjutkan pada tahun 2021.

Menurut Dedi, rencana pembangunan sektor pariwisata yang menjadi program strategis di Jabar harus dihentikan sementara dan dilanjutkan pada tahun depan. Ia mencontohkan salah satu yang menjadi prioritas adalah pembangunan di Pangandaran.

“Pangandaran yang sedang berjalan pembangunannya, di 2021 diprioritaskan kembali untuk diselesaikan pembangunannya. Geopark Ciletuh juga akan dilanjutkan di tahun 2021,” katanya.

Kemudian, kata dia, terkait pembangunan desa wisata yang masuk dalam RPJMD, ada 152 desa yang akan dilakukan. Beberapa pendekatan dengan infrastruktur, keunikan dan amenitas itu yang jadi key poin yang akan dikerjakan.

Realisasi wisatawan, kata dia, memang mengalami penurunan. Pelaku usaha menyampaikan beberapa keinginan insentif, oleh karena itu ia akan mengevaluasi secara keseluruhan, apa saja yang harus diberikan insentifnya.

"Misalkan satu tempat destinasi  Kita berikan diskon, atau kita siapkan pranata transportasi. Itu yang sedang dibahas mengenai insentif ini. Masih dibahas,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement