REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan berencana memperkenalkan aplikasi L-Cov (Lacak Covid) bagi pengguna transportasi di Jabodetabek dalam hal ini masyarakat umum maupun operator transportasi. Aplikasi L-Cov ini dirancang oleh BPTJ dengan dukungan oleh Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan tujuan agar pengguna transportasi dapat memperoleh informasi tentang potensi penularan Covid-19 di sekitar lingkungan mereka.
Kepala BPTJ Polana B Pramesti dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (9/6) menyebutkan bahwa aplikasi L-CoV diharapkan dapat membantu khususnya masyarakat untuk melakukan pencegahan dini terhadap potensi penyebaran virus Covid-19 sebelum dan ketika bermobilitas baik menggunakan angkutan umum massal maupun kendaraan pribadi.
“Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk penyakit ini, oleh karenanya pencegahan dini khususnya ketika sedang bermobilitas menjadi penting," ujarnya.
Menurut dia, salah satu keunggulan dari aplikasi ini ialah pengguna dapat memantau potensi penularan Covid-19 secara mobile khususnya di sepanjang rute jalan yang akan dilalui. “Melalui fitur Pantau Jalan, pengguna dapat mengetahui potensi penyebaran Covid-19secara realtime yang terdapat di sepanjang rute yang akan dilalui,” katanya.
Selain rute, pengguna aplikasi L-Cov juga akan mendapat informasi tentang peta sebaran pasien Covid-19 baik yang positif maupun suspect. “Kita bekerja dama dengan Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 serta pemerintah daerah untuk mengetahui data jumlah kasus positif baik PDP maupun ODP di sekitar pengguna aplikasi L-Cov,” katanya.
Lebih lanjut, Polana menyampaikan bahwa pengguna aplikasi ini dapat mengetahui informasi yang menampilkan risiko Covid-19 dan jumlah pasien positif/suspect pada suatu wilayah melalui dashboard yang terdapat pada halaman depan.
“Dengan catatan selain GPS aktif, pengguna juga berada di wilayah yang sudah tersedia datanya,” katanya.
Polana menambahkan jika aplikasi L-Cov juga memiliki fitur yang berfungsi untuk mendeteksi potensi penularan Covid-19 pada fasilitas transportasi umum yang akan digunakan masyarakat. “Ke depan, melalui teknologi QR code pengguna dapat memindaisarana dan prasarana transportasi umum untuk mengidentifikasi potensi penularan Covid-19,” ujar Polana.
Lebih lanjut Polana menyampaikan bahwa semangat dari peluncuran aplikasi ini bukan untuk membuat masyarakat lebih leluasa dalam bermobilitas.
Mengingat penyebaran Covid-19 sangat bergantung kepada mobilitas masyarakat, maka diharapkan jika potensi penularan Covid-19 dapat diketahui lebih dini masyarakat bisa bersikap lebih bijak dan hati-hati untuk memutuskan berkegiatan di luar rumah atau lebih memilih untuk tinggal di rumah saja,” papar Polana.