Selasa 09 Jun 2020 10:07 WIB

Surabaya Pastikan Ketersediaan RS Bagi Pasien Covid-19

Puluhan bed masih tersedia di 20 rumah sakit rujukan di Kota Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas kesehatan mempersiapkan tempat tidur pasien ketika simulasi kesiapsiagaan di ruang isolasi di Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Petugas kesehatan mempersiapkan tempat tidur pasien ketika simulasi kesiapsiagaan di ruang isolasi di Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita memastikan hingga saat ini jumlah bed di kamar rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Pahlawan masih tersedia. Maka dari itu, dia memastikan tidak ada kesulitan bagi pasien Covid-19 yang harus dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Febria mengungkapkan, saat ini masih ada sekitar 92 tempat tidur kosong untuk pasien Covid-19 dewasa. Kemudian, khusus untuk pasien anak-anak masih tersedia tujuh tempat tidur kosong. Jumlah tersebut tersebar di 20 rumah sakit rujukan di Kota Surabaya.

 

"Bed itu ada 92 (kosong) dewasa, dan tujuh (bed) khusus anak-anak ini dalam keadaan kosong. Jadi kalau misalnya mau merujuk sudah tidak ada kesulitan," kata Febria di Surabaya, Selasa (9/6).

 

Febria menjelaskan, untuk jumlah keseluruhan bed di rumah sakit di Surabaya yang dikhususkan untuk merawat pasien Covid-19 ada 455 yang bertekanan negatif. Ada juga sekitar 300 bed tempat tidur yang non-tekanan negatif atau natural menggunakan exhaust fan.

 

Febria menyebut, khusus untuk ruang isolasi di Hotel Asrama Haji tersedia 359 dan saat ini terisi 126. Namun, Hotel Asrama Haji ini dikhususkan bagi pasien OTG (Orang Tanpa Gejala) yang terkonfirmasi. "Kalau di RS Husada Utama ada 71 tempat tidur di luar lantai 13-14 yang rencana (penambahan) kurang lebih 200, di luar itu," kata dia.

 

Febria menegaskan, pasien Covid-19 dan non Covid-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan itu dilakukan pemisahan kamar. Hal ini juga berlaku bagi pasien Covid-19 dan non Covid-19 yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). "Intinya kita lakukan sudah lama pemisahan itu, termasuk IGD Covid-19 dan non Covid-19," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement