Ahad 07 Jun 2020 23:42 WIB

Sambut New Normal, BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim Virtual

Pemahaman informasi dan prakiraan iklim/musim disampaikan secara digital.

Sekolah Lapang Iklim (SLI) secara virtual di di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah.
Foto: Dok. Bmk
Sekolah Lapang Iklim (SLI) secara virtual di di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, Temanggung -- Untuk membekali Petani dan Penyuluh Pertanian mengenai cuaca dan iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) secara virtual di di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah.

“Petani dan penyuluh pertanian perlu dibekali dan mendapat sosialisasi secara massif dan menerus tentang cuaca dan iklim. Dengan adanya pemahaman tersebut, selain produksi yang dihasilkan semakin meningkat, informasi dari BMKG dapat dimanfaatkan secara maksimal guna mendukung ketahanan sektor pertanian, dan kedaulatan petani,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Ahad (7/6).

Dwikorita menyebutkan, kegiatan tersebut digelar sebagai langkah antisipatif BMKG menghadapi cuaca dan iklim ekstrem ditengah pandemi Covid-19 yang mengancam kualitas dan kuantitas produksi pertanian. 

“Dalam pelatihan tersebut, petani dan penyuluh pertanian dibekali kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan informasi dan prediksi cuaca ataupun iklim, utk menjaga ketahanan tanaman dalam kondisi cuaca ekstrem, sehingga dapat dijaga atau ditingkatkan produksi dan kualitas komoditas yang dihasilkan melalui sejumlah materi pengetahuan,” ujarnya.

Sementara itu pemahaman informasi dan prakiraan iklim/musim disampaikan secara digital melalui Aplikasi Mobile Phone Info BMKG yang didukung dengan kehadiran Forum Konsultasi Petani SLI, melalui Whatsapp (WA) Group. Penyampaian materi dan konsultasi dilakukan secara virtual dengan bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti oleh petani dan penyuluh pertanian. Metode pembelajaran jarak jauh ini dilaksanakan sebagai langkah pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19, tanpa menghilangkan substansi pokok dalam SLI. 

Lebih lanjut Dwikorita menyebutkan, tidak ada yang bisa menghindar dari cuaca ekstrem, tetapi dengan kesigapan beradaptasi, risiko bisa diminimalisir sekecil mungkin.

"Kami berkomitmen penuh memberikan pendampingan bagi para petani dan penyuluh pertanian agar mampu dengan cepat beradaptasi terhadap situasi iklim kekinian, dan bahkan dapat diantisipasi/dimitigasi potensi kegagalan panen berdasarkan info prediksi  potensi cuaca ekstrem", ujarnya. 

Sebelumnya, penanaman bawang merah di daerah ini sempat terganggu cuaca ekstrem pada bulan Mei lalu. Namun, dengan adanya forum komunikasi SLI antara BMKG, penyuluh pertanian, dan para petani, informasi dari BMKG maka cuaca ektrem itu dapat diantisipasi dan dilakukan adaptasi yang tepat, untuk menghindari kerusakan tanaman dan kegagalan panen.

Hadir dalam acara tersebut anggota DPR RI Sudjadi yang juga sebagai inisiator dan Pembina SLI, Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq, serta Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati  dan Koordinator BMKG Jawa Tengah Tuban Wiyoso. Sedangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga hadir secara virtual melalui sambungan video conference. 

Sementara itu, dalam sambutannya melalui video conference Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendorong petani untuk memanfaatkan sistem informasi yang dikeluarkan BMKG guna meningkatkan produktivitas dan hasil pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement