Ahad 07 Jun 2020 13:20 WIB

Prancis Klaim Bunuh Pimpinan Alqaidah Afrika Utara

Prancis telah memburu Droukdel selama lebih dari tujuh tahun.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Gerilyawan Alqaidah (ilustrasi)
Foto: EPA/Intel Center
Gerilyawan Alqaidah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis mengklaim bahwa pasukan militernya telah membunuh pemimpin Alqaidah Afrika Utara, Abdelmalek Droukdel. Prancis telah memburu Droukdel selama lebih dari tujuh tahun dalam sebuah operasi di Mali.

"Pada tanggal 3 Juni, pasukan tentara Prancis, dengan dukungan dari mitra lokal mereka, membunuh emir Alqaidah Maghrib Islam, Abdelmalek Droukdel, dan beberapa kolaborator terdekatnya selama operasi di Mali utara," ujar Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly dalam cicitannya di Twitter.

Pengumuman kematian Droukdel muncul setelah Prancis berkoalisi dengan kekuatan milier negara-negara bekas kekuasaan kolonialnya di bawah satu struktur komando dalam operasi di wilayah perbatasan Niger, Mali, dan Burkina Faso. Droukdel termasuk di antara militan paling berpengalaman di Afrika Utara.

Droukdel diketahui ikut berperan dalam pengambilalihan militan di Mali utara sebelum intervensi militer Prancis pada 2013. Droukdel diyakini bersembunyi di pegunungan Aljazair utara.

Kelompok Alqaidah Afrika Utara diketahui paling dominan di wilayah tersebut. Kelompok ini melakukan beberapa serangan mematikan sampai 2013, sebelum akhirnya pecah karena banyak anggotanya yang bergabung dengan ISIS.

Alqaidah tetap aktif di sebagian besar wilayah gurun pasir di Afrika Utara. Pergerakan kelompok ini fokus ke wilayah utara di Libya dan Tunisia. Parly mengatakan, pasukan militer Prancis yang berjumlah sekitar 5.100 orang telah menangkap Mohamed el Mrabat yang merupakan militan veteran dan anggota ISIS di Greater Sahara.

Parly mengatakan, pada awal pekan ini Prancis mengirim sekitar 100 personel pasukan khusus dari negara-negara Eropa lainnya untuk mendukung pasukan di wilayah Afrika Utara. "Kekuatan kami, bekerja sama dengan mitra lokal mereka akan terus melacak (orang) ini tanpa henti," kata Parly.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement