Sabtu 06 Jun 2020 01:05 WIB

Mesin Kapal Mati, Tim SAR Evakuasi 25 Penumpang di Lambasina

Kapal mengangkut anak-anak muda yang hendak pulang usai berekreasi di Pulau Lambasina

Kemudian Tim Gabungan yang terdiri dari Tim Basarnas, Syahbandar Kolaka, TNI AL dan Kepolisian mengevakuasi penumpang dari kapal mati mesin.
Foto: Humas Ditjen Hubla
Kemudian Tim Gabungan yang terdiri dari Tim Basarnas, Syahbandar Kolaka, TNI AL dan Kepolisian mengevakuasi penumpang dari kapal mati mesin.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLAKA -- Sebanyak 25 orang pemuda asal Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara berhasil dievakuasi setelah kapal yang mereka tumpangi mati mesin dan patah as akibat menabrak tiang di Perairan Laut Lambasina Kolaka, Kamis (4/6) malam.

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Kolaka, Hasfar mengatakan, kapal tersebut mengangkut anak-anak muda yang hendak pulang usai berekreasi di Pulau Lambasina.

“Sekitar pukul 16.00 WITA, Tim SAR Kolaka menerima informasi bahwa ada sebuah kapal yang terapung di tengah laut. Kemudian Tim Gabungan yang terdiri dari Tim Basarnas, Syahbandar Kolaka, TNI AL dan Kepolisian langsung bergerak melakukan evakuasi,” ujar Hasfar dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/6).

Selanjutnya Tim Gabungan berhasil mengevakuasi sebanyak 13 pemuda tersebut yang didominasi pelajar. Sedangkan sisanya 12 orang dievakuasi menggunakan kapal kayu/long boat yang lebih besar.

"Alhamdulillah seluruh penumpang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Adapun 13 pemuda yang kapalnya mati mesin dievakuasi ke dermaga Kantor UPP Kolaka telah diserahterimakan kepada keluaga masing-masing," katanya. 

"Sedangkan 12 pemuda lainnya yang dijemput menggunakan kapal yang lebih besar itu langsung dibawa ke pinggir pantai di alamat asal para pemuda tersebut," jelasnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar sebelum melakukan aktivitas yang berkaitan dengan melaut selalu memperhatikan kondisi cuaca dan mengutamakan keselamatan pelayaran. 

"Menjaga keselamatan pelayaran bukan hanya tugas Syahbandar saja tetapi tanggung jawab kita semua. Apalagi cuaca akhir-akhir ini sangat ekstrim, jika ingin melaut hendaknya melakukan koordinasi dulu dengan Syahbandar karena kita punya data cuaca dari BMKG," tegas Hasfar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement