Kamis 04 Jun 2020 15:47 WIB

Anak Singa Putih Lahir di Tengah Pandemi Covid-19

Singa putih lahir dengan cara normal pada 8 April lalu dan mempunyai berat 1,5 kg

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Bayi singa putih bernama Gisel lahir di Taman Safari Prigen.
Foto: Dok TSP
Bayi singa putih bernama Gisel lahir di Taman Safari Prigen.

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Taman Safari Prigen (TSP) Pasuruan berhasil mengembangbiakkan satwa di tengah masa pandemi Covid-19. Keberhasilan diperoleh melalui kelahiran anak singa putih bernama Gisel.

"Kini Gisel sudah menginjak usia dua bulan," kata General Manager Taman Safari Prigen, Diaz Yonadie, saat dikonfirmasi Republika, Kamis (4/6).

Menurut Diaz, Gisel lahir dengan cara normal pada 8 April lalu dan mempunyai berat 1,5 kilogram (kg). Gisel lahir dari dari indukan betina bernama Ghost dan pejantan bernama Kaka. Proses kelahirannya ditangani langsung oleh Dokter Hewan, Hanifa Agus Setyawan dan Perawat Satwa, Ponasri.

Hanifa dan Ponasri telah memantau perkembangan bayi singa putih selama hampir dua bulan. Hasilnya, Gisel dipastikan dalam keadaan sehat dan di bawah pengasuhan induknya. Satwa kecil ini terpantau menyusu setiap dua jam dan beraktivitas normal.

Menurut Hanifa, tim telah memberikan penanganan dan perawatan induk betina pasca-melahirkan. Induk betina mendapatkan suplemen penambah volume ASI bernama moloco.

Kurator TSP, Dokter Hewan Ivan Chandra menambahkan, Gisel akan melaksanakan vaksinasi saat berusia tiga bulan. Setelah itu, bayi singa putih akan dilepas ke rumah ranah exhibit. Di sana dia akan berkumpul dengan kelompoknya.

 

"Dan setiap hari, Gisel menyusu langsung ke induknya hingga nanti berusia sekitar satu tahun," jelasnya.

Di kesempatan lain, Manager Edukasi TSP, Eko Windarto menyatakan, Gisel yang berjenis kelamin betina ini bisa dikatakan dewasa saat umur tiga sampai empat tahun. Sementara singa putih berjenis kelamin jantan berusia empat hingga lima tahun. Masa kebuntingan singa kurang lebih 105 hingga 115 hari atau 3,5 bulan.

Menurut Eko, singa merupakan satwa nokturnal dan hidup berkelompok. Dalam sekawanan singa biasanya terdapat satu pemimpin yang dipegang oleh jantan. Kawanan singa juga selalu memiliki daerah teritorial di titik tertentu.

Singa putih merupakan satwa anti-mainstream karena warna rambutnya. Satwa karnivora tersebut juga dikenal memiliki habitat asli di Timbavati, Afrika Selatan.

Singa bukan satwa albino atau satwa yang memiliki kekurangan zat warna kulit. Singa putih justru merupakan hasil mutasi langka yang terjadi pada jenis kruger (Panthera leo krugeri). Mereka banyak ditemui di beberapa konservasi alam liar di Afrika Selatan.

"Dan di kebun binatang di seluruh dunia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement