Rabu 03 Jun 2020 17:36 WIB

Jubir: Kita tidak Bisa Menunggu Datangnya Vaksin

Karena vaksin Covid-19 belum ditemukan maka paradigma harus diubah

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto bersiap menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Berdasarkan data hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 1.046 orang di 27 provinsi se-Indonesia dengan jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang dan meninggal dunia mencapai 87 orang.
Foto: ANTARA /Nova Wahyudi
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto bersiap menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Berdasarkan data hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 1.046 orang di 27 provinsi se-Indonesia dengan jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang dan meninggal dunia mencapai 87 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengajak masyarakat mulai terbiasa menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus Covid-19. Yurianto mengatakan, kini saatnya masyarakat meninggalkan paradigma lama sebelum ada pandemi Covid-19 sebab, hingga kini para ahli maupun pakar vaksin belum menemukan vaksin maupun obat dari virus Covid-19. Sementara, kegiatan masyarakat harus kembali produktif untuk memulihkan kehidupan maupun perekonomian.

"Kita belum tahu sampai kapan vaksin bisa ditemukan, bisa dalam waktu yang cukup lama, kita harus hidup dengan paradigma seperti ini, kita tidak menunggu datangnya vaksin, kita harus kembali dalam kehidupan yang produktif," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (3/6).

Yurianto mengatakan, masyarakat suatu bangsalah yang menentukan kemajuan bangsa itu sendiri. Karena itu, ini juga yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar Indonesia bisa kembali pulih, namun tetap aman Covid-19.

Saat ini, masyarakat harus mulai membiasakan untuk menjaga jarak, menggunakan masker saat berada di luar rumah, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dengan air yang mengalir.

"Protokol kesehatan ini yang harus kita terapkan pada semua aspek kehidupan, karena itu upaya-upaya ini harus betul-betul menjadi perubahan perilaku kita," ujarnya.

Perubahan ini, kata Yuri, dapat dimulai dari keluarga dengan secara konsisten mengedukasi anggota keluarganya tentang protokol kesehatan menghadapi Covid 19. Dengan begitu, ia meyakini masyarakat akan semakin dan tangguh di dalam menghadapi pandemi Covid- 19 ini.

Ia juga meminta, penerapan protokol kesehatan dilakukan murni karena kesadaran masyarakat, bukan karena imbauan atau ada pengawasan ketat

"Bukan karena daerah kita masuk pada wilayah yang menjalankan PSBB atau bukan, kita melakukan ini bukan karena diperintah oleh pemerintah, bukan karena diawasi oleh pemerintah tapi kita melakukan ini karena kesadaran kita sendiri untuk tidak sakit," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement