Rabu 03 Jun 2020 17:23 WIB

Menko PMK Harap Pelaksanaan Protokol Kesehatan Lebih Ketat

Pemberlakuan protokol kesehatan dasar di masyarakat tidak cukup melawan Covid-19

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Menko PMK Muhadjir Effendy (kanan) didampingi Wali Kota Malang Sutiaji (kedua kanan) berbincang dengan penerima Bantuan Sosial  Tunai (BST) COVID-19 di Kantor Pos Indonesia, Malang, Jawa Timur, Rabu (3/6/2020). Menko PMK mengungkapkan rencana pemerintah untuk memperpanjang pencairan BST COVID-19 hingga bulan Desember 2020
Foto: ANTARA /ARI BOWO SUCIPTO
Menko PMK Muhadjir Effendy (kanan) didampingi Wali Kota Malang Sutiaji (kedua kanan) berbincang dengan penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) COVID-19 di Kantor Pos Indonesia, Malang, Jawa Timur, Rabu (3/6/2020). Menko PMK mengungkapkan rencana pemerintah untuk memperpanjang pencairan BST COVID-19 hingga bulan Desember 2020

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pelaksanaan kehidupan dengan normalitas baru (new normal life) harus tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19. Bahkan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK), Profesor Muhadjir Effendy berharap, penerapan protokol kesehatan bisa lebih ketat.

Menurut Muhadjir, pemberlakuan protokol kesehatan dasar di masyarakat tidak cukup melawan Covid-19. Dalam hal ini seperti imbauan memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan sebagainya.

"Harus ada protokol (kesehatan) secara spesifik," jelas Muhadjir saat mengunjungi Kampung Tangguh Glintung, Kota Malang, Rabu (3/6).

Muhadjir mencontohkan, pelaksanaan shalat Jumat di masjid harus memberlakukan pedoman kesehatan secara detail. Begitu pula kegiatan pembelajaran di sekolah harus menerapkan aturan berbeda dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian, target pencegahan pandemi Covid-19 bisa tercapai.

"Saya sangat mengapresiasi Kelurahan Purwantoro ini terutama Kota Malang yang telah memberikan contoh sangat bagus untuk warga bagaimana membangun hubungan yang multifungsi dan sangat mendukung untuk kepentingan upaya kita menanggulangi Covid-19," jelas pria yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini

Menurut Muhadjir, Kelurahan Purwantoro memiliki memori kumuh di masa dahulu. Daerah tersebut sering dilanda banjir ketika Muhadjir masih menjadi mahasiswa di kampus Malang. Namun kini kelurahan tersebut terutama di Kampung Glintung RW 05 sudah mengalami perubahan signifikan.

"Jadi ini saya pangling betul dengan lingkungan ini. Bayangkan kalau Purwantoro yang kumuh bisa menjadi seperti ini mestinya yang kondisinya lebih baik bisa lebih baik dari di sini," kata Muhadjir.

Saat ini Kampung Glintung RW 05 telah menetapkan diri sebagai Kampung Tangguh di Kota Malang. Kampung tersebut telah memfungsikan selokan sebagai tempat budidaya ikan yang dapat dinikmati masyarakat. Warga setempat juga menanam aneka sayuran di sepanjang jalan sehingga dapat dikonsumsi nantinya.

Muhadjir juga menemukan fasilitas rumah isolasi di Kampung Tangguh Glintung, Kota Malang. Ia berharap sarana tersebut dapat dimanfaatkan nantinya oleh masyarakat tertentu. Rumah isolasi ditunjukkan kepada warga yang nekat mudik maupun pulang kampung ke Kota Malang.

Selain itu, Kampung Tangguh Glintung telah melatih warganya dalam pemulasaraan jenazah Covid-19. Muhadjir menilai, daerah lain perlu mengadopsi program yang dilaksanakan kampung tersebut. Bahkan, dia berharap, 50 persen kelurahan di Kota Malang dapat menerapkan konsep serupa.

"Saya rasa bisa jadi contoh kota lain untuk menjadi lingkungan sehat, bersih kemudian masyarakatnya guyub, penuh kegotongroyongan dan ini betul-betul gotong-royong yang nyata ini. Tadi saya lihat ada tempat untuk jualan tapi gak bayar? Jualan sayuran tapi gratis dan masyarakat boleh mengambil beras setiap saat yang butuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement