REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah DKI Jakarta mulai menyiapkan berbagai langkah protokol baru menghadapi tatanan kehidupan baru atau New Normal, jelang selesainya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Salah satunya yang disiapkan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) terkait strategi protokol kesehatan untuk melayani penumpang.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengungkapkan perlu strategi agar tidak terjadi penumpukan penumpang di layanan transportasi publik modern tersebut.
"Kami kenalkan dan mendorong waktu kerja yang fleksibel sehingga penumpukan penumpang tidak terjadi di jam sibuk yang biasanya terjadi pukul 07.00-09.00 atau 17.00-19.00," ujar William, Senin (1/6).
Ia menjelaskan, memasuki fase pemulihan kenormalan baru, PT MRT Jakarta menyiapkan dan mengenalkan kampanye #JAKARTABANGKIT, yang mendorong pada penerapan budaya bersih, aman, nyaman, green, kolaborasi, inovasi, dan tata kelola yang baik.
"Protokol-protokol itu akan kita terapkan. Bersih maksudnya soal hygiene. Di transportasi publik misalnya kereta yang dibersihkan tiga kali sehari lalu menyiapkan penyanitasi tangan di setiap stasiun," kata William.
Ditambahkan William, aman maksudnya menyiapkan tes temperatur tubuh serta edukasi tanpa henti di stasiun dan kereta. Nyaman merupakan hal paling penting karena memastikan pembatasan sosial (social distancing). Pengguna jasa harus merasa bahwa tidak akan terpapar virus Covid-19 bila menggunakan MRT Jakarta.
"Setiap kereta maksimal diisi oleh 60 orang dan kita akan siapkan marka (penanda) di stasiun dan di dalam kereta bagaimana melakukan antrean," terangnya.