Ahad 31 May 2020 15:34 WIB

Pedagang Pasar Tradisional Surabaya Masih Abaikan Protokol

Enam pedagang di Pasar Pahing dan 1 dari Pasang Soponyono dinyatakan reaktif.

Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) terhadap warga di Pasar Kembang, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/5/2020). Pemeriksaan cepat terhadap sejumlah pedagang di pasar itu guna mengetahui kondisi kesehatan mereka sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19)
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) terhadap warga di Pasar Kembang, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/5/2020). Pemeriksaan cepat terhadap sejumlah pedagang di pasar itu guna mengetahui kondisi kesehatan mereka sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anggota DPRD Kota Surabaya, Jatim, Arif Fathoni mengungkapkan masih banyak pedagang dan pembeli di pasar tradisional mengabaikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 salah satunya tidak memakai masker dan jaga jarak.

"Faktanya saya tadi keliling pasar di wilayah Rungkut, banyak pedagang tidak menerapkan protokol kesehatan," kata Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni saat inspeksi di Pasar Soponyono, Rungkut, Surabaya, Ahad (31/5).

Menurut dia, kehadiran Pemkot Surabaya cukup esensial dalam memberikan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat tentang pentingnya menjalankan protokol kesehatan di tengahpandemi Covid-19 ini.

Apalagi kawasan Rungkut masuk zona merah penularan dan penyebaran Covid-19 di Surabaya. "Pasar-pasar tradisional kurang tersentuh kehadiran pemerintah, hingga potensi penularan terbuka lebar. Saya kira itu paling esensial dari pada berdebat dengan antarinstansi vertikal," ujar Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya ini.

Perdebatan antarinstansi vertikal yang dimaksud adalah polemik antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim terkait pengalihan mobil pinjaman BNPB yang mestinya untuk Surabaya tapi dialihkan ke Lamongan dan Tulungagung oleh Satuan Gugus Tugas Covid-19 Jatim beberapa hari lalu.

Untuk itu, ia berharap wali kota lebih meningkatkan komunikasinya dengan Gubernur Jatim terkait dengan penanganan Covid-19 di Surabaya. Penanganan COVID-19, kata dia, tidak hanya soal alat tes, namun bagaimana pemerintah daerah merekayasa interaksi sosial agar warga mematuhi protokol kesehatan secara ketat baik dalam imbauan, penyediaan cairan pembersih tangan dan serta pembagian masker.

Sebagai kado HUT ke-727 Kota Surabaya yang jatuh pada 31 Mei ini, Arif Fathoni berharap wali kota memberikan kado kepada rakyatnya berupa peta jalan penanganan pandemik Covid-19 secara strategis.

"Yang sakit diobati, yang sehat jangan sampai terinfeksi. Caranya adalah pemerintah hadir dalam bentuk rekayasa sosial dengan protokol kesehatan ketat," katanya.

Ketua DPD Partai Golkar Jatim M Sarmuji menambahkan agar pengaturan yang bisa dilakukan dengan lorong yang sempit di Pasar Soponyono Rungkut dibuat jalan searah sehingga tidak berpapasan.

"Jadi sesederhana itu bisa dilakukan," kata Sarmuji yang rumahnya berada di Wonoayu, Rungkut.

Koordinator Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) se-Kecamatan Rungkut Erwin Tjahyuadi mengatakan pasar-pasar di Rungkut sudah menerapkan protokol kesehatan seperti halnya memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan, jaga jarak dan lainnya.

"Kalau protokol kesehatan sejak diterapkan sejak lama. Cuma masalahnya pada saat menjelang Lebaran pengunjung di pasar membludak. Ini sudah biasa terjadi setiap Lebaran," katanya.

Selain itu, ada sekitar 100 pedagang di Pasar Soponyono dan Pasar Pahing, Kecamatan Rungkut menjalani tes cepat pada 23 Mei lalu. Hasil dari tes cepat seorang pedagang di Pasar Soponyono dinyatakan reaktif dan enam orang di Pasar Pahing juga dinyatakan reaktif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement