REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan tantangan berat bangsa Indonesia akibat adanya pandemi Covid-19. Sebab, pandemi Covid-19 membuat jumlah orang miskin di Indonesia bertambah dan diprediksi kembali meningkat seperti 2011 lalu yakni mencapai 29,89 persen.
Padahal sebelum Covid-19, angka kemiskinan telah ditekan di bawah 10 persen dan ditargetkan berkurang pada 2024. Namun, pandemi Covid-19 membuat target tersebut akan sulit dicapai,
"Di samping miskin lama, ada miskin baru, misbar, banyak miskin baru ini berarti kita kembali ke situasi 2011, kita turun lagi sehingga jumlahnya menjadi lebih banyak lagi," ujar Ma'ruf saat halalbihalal virtual dengan pegawai di lingkungan sekretaris wakil presiden, Jumat (29/5).
Karena itu, tantangan berat ini harus dihadapi bersama oleh Pemerintah dan masyarakat. Ia menilai, pandemi Covid-19 tidak kemudian membuat bangsa Indonesia kehilangan arah dalam menyelesaikan persoalan-persoalan, seperti kemiskinan, reformasi birokrasi, pengentasan angka anak kerdil atau stunting, dan angka pengangguran.
"Karena itu maka semangat kerja baru, semangat baru, ini lebih diperlukan lagi dibandingkan dengan kemarin, karena tantangan yang kita hadapi semakin berat, tantangan Covid, tantangan ekonomi, dan tantangan tugas-tugas yang kemarin sudah membaik sekarang menjadi lebih berat lagi," ujarnya.
Khusus terkait stunting, Wapres menekankan fokus mengurangi angka stunting di Indonesia. Sebab, ia memprediksi angka kehamilan meningkat karena pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat lebih banyak tinggal di rumah.
"Oleh situasi bisa juga menambah berat. tapi yang pasti kelahiran bertambah, karena banyak orang di rumah terus, jadi karena banyak di rumah orang-orang itu, maka kemudian ya tinggal di rumah terus ya, akhirnya kehamilan meningkat," ungkapnya.