Kamis 28 May 2020 15:41 WIB

Gubernur: Jangan Mencari Kerja di Banten

Wahidin Halim menyebut Banten saat ini sedang sulit lowongan kerja.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Banten Wahidin Halim meninjau pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Foto: dok. Pemprov Banten
Gubernur Banten Wahidin Halim meninjau pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

REPUBLIKA.CO.ID,  SERANG -- Gubernur Banten Wahidin Halim mengimbau masyarakat dari luar daerah untuk tidak mencoba mencari kerja dan datang ke Banten di masa arus balik lebaran. Hal ini lantaran tingginya angka pengangguran yang ada dan banyaknya perusahaan di Banten yang telah gulung tikar karena pandemi Covid-19.

"Jangan mencari kerja di Banten. Saat ini Banten sedang sulit lowongan kerja," ungkap Wahidin Halim dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (28/5).

Baca Juga

Menurutnya, data terakhir pegawai yang dirumahkan di Banten akibat Covid-19 ini ada 27.569 orang. Sementara jumlah karyawan yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mencapai17.298 orang. Kondisi ketenagakerjaan bahkan diperparah dengan fakta bahwa ada 59 perusahaan yang telah tutup terdampak Corona.

Wahidin menuturkan sebenarnya Pemprov Banten tidak menghentikan aktivitas produksi berbagai industri selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Meski begitu, aktivitas industri yang diharuskan berjalan sesuai protokol kesehatan cukup menjadi salah satu alasan adanya pengurangan jumlah pekerja di perusahaan.

"Namun demikian, industri harus melaksanakan protokol kesehatan dalam proses produksinya. Sehingga berdampak pada jumlah dan jam kerja karyawan," terangnya.

Sementara Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten Al Hamidi menyebut imbauan Gubernur tersebut dilakukan agar masyarakat di luar daerah tidak mencoba-coba mengadu nasib di situasi ketenagakerjaan Banten yang sedang sulit. Imbauan ini juga bertujuan untuk menekan naiknya angka pencari kerja di wilayahnya yang setiap tahun selalu bertambah 7 hingga 10 persen di masa arus balik lebaran.

"Pascalebaran itu biasanya angka pencari kerja di Banten naik sekitar 7 sampai 10 persen. Pascalebaran kan kalau orang mudik akan ngajak saudaranya ke Banten," jelas Al Hamidi

Al Hamidi juga menjelaskan alasan imbauan ini bukan hanya untuk menekan angka pengangguran Banten yang sering kali tertinggi di Indonesia, namun juga sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. "Bukan semata-mata untuk menekan angka itu (pengangguran), kita ingin menjelaskan kalau Banten punya masalah besar menghadapi korona, jadi biarlah pencari kerja bekerja di daerah masing-masing," ungkapnya.

Menurutnya, Banten selama ini telah menjadi daerah favorit bagi para pencari kerja sehingga banyak orang berduyun-duyun datang. Dengan adanya larangan mudik dan larangan arus balik ini diharapkan bisa menekan jumlah pencari kerja bahkan memutus penyebaran Covid-19.

"Banten ini daerah sangat strategis, pertama letaknya dekat dengan Sumatera ditambah pencari kerja di Jawa juga masuk semua ke Banten. Kedua, Banten juga terkenal daerah sejuta industri dan UMK (upah minimum kabupaten/kota) tinggi jadi otomatis ini semua yang membuat orang-orang datang," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement