REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Cilacap, kembali mengeluarkan peringatan dini. Hal ini menyusul kemungkinan terjadinya gelombang laut di selatan Jawa yang bisa mencapai ketinggian 6 meter.
''Tinggi gelombang berkisar empat sampai enam meter atau sangat tinggi. Gelombang laut setinggi ini, bisa membahayakan seluruh aktivitas pelayaran,'' kata analis cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendi Krisnawan, Rabu (27/5).
Menurutnya, gelombang laut setinggi 6 meter ini berpotensi terjadi hingga Kamis (28/5). Untuk itu, dia meminta para nelayan di kawasan pesisir Jawa tidak melakukan aktivitas menangkap ikan baik di kawasan pantai maupun di perairan dalam.
''Di pesisir, selama beberapa hari ke depan juga diperkirakan akan terjadi laut pasang yang cukup tinggi. Karena itu, warga juga kami minta untuk lebih berhati-hari karena laut pasang ini juga diikuti gelombang tinggi,'' katanya.
Pada Selasa (26/5), air laut pasang kembali terjadi di kawasan pesisir Cilacap hingga menimbulkan rob yang menggenangi ribuan rumah warga. Bahkan, rob yang terjadi Selasa (26/5), lebih tinggi dibanding sehari sebelumnya yang hanya dialami sebagian warga di Kecamatan Kampung Laut.
Rendi menyebutkan, air pasang yang terjadi kemarin mencapai ketinggian 2,1 meter dibandingkan ketinggian air normal. ''Air pasang dengan ketinggian ekstrim ini, kami perkirakan akan berlangsung hingga Kamis (28/3),'' kata dia.
Dari pengamatan, air pasang yang menimbulkan rob ini telah mengugurkan tanggul-tanggul pengaman di beberapa lokasi Kota Cilacap. Terkait hal ini, BPBD Cilacap dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Cilacap, pada Rabu (27/6), langsung melakukan perbaikan darurat dengan mengirimkan 2.000 karung pasir.
''Kami bersama masyarakat langsung bekerja bakti melakukan penanganan darurat, mengingat kondisi rob diperkirakan akan berlangsung 3-4 hari. Kami berharap keberadaan tanggul darurat ini bisa mengurangi rob yang terjadi akibat laut pasang,'' katanya.