REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mencatat jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh warga setempat menurun. Penurunan produksi sampah akibat minimnya aktivitas selama masa pandemi corona atau COVID-19.
Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah, DLH Ngawi Dwi Rahayu Puspita Ningrum mengatakan dalam kondisi normal, jumlah sampah yang tercatat masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Selopuro Ngawi mencapai 40 ton per hari. Sekarang, turun menjadi 32 ton per hari.
"Penurunan volume sampah tersebut terjadi selama sebulan terakhir. Penurunan produksi sampah ini seiring adanya kebijakan tetap berada di rumah dan sejumlah sekolah serta usaha restoran yang libur akibat pandemi COVID-19," kata Dwi Rahayu, Rabu.
Dengan liburnya sekolah dan tutupnya usaha rumah makan, maka aktivitas di tempat-tempat tersebut juga berkurang. Sehingga nyaris tidak menghasilkan sampah.
"Penurunan volume sampah juga disebabkan warga enggan keluar rumah. Selain karena imbauan pemerintah, juga disebakan keinginan warga untuk berhemat selama masa pandemi," katanya.
Pihaknya menilai penurunan volume sampah tersebut menjadi sesuatu yang baik. Hal itu terlebih jika melihat kapasitas TPA Selopuro saat ini hampir habis atau overload.
Saat ini, hanya satu zona pengolahan yang masih aktif di TPA Selopuro. DLH terus berupaya mengurangi volume sampah yang masuk dengan melakukan daur ulang.
Dimana limbah sampah organik akan didaur ulang menjadi gas metan sedangkan sampah plastik dipilah oleh pemulung untuk disetorkan ke bank sampah dan didaur ulang menjadi barang bernilai ekonomis.