REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengomentari terkait istilah 'new normal' yang menurutnya kerap disalahartikan. Amien meminta agar istilah 'new normal' tidak digunakan lagi.
"Jangan dipakai lagi ini, ini bisa ngelabui kita sendiri, kita termakan slogan-slogan kita kemudian apa pun dianggap normal," kata Amien dalam Instagram pribadinya @amienraisofficial, Senin (25/5).
Amien mengatakan, ada standar yang diterapkan dalam kondisi normal. Sementara di dalam kondisi new normal tidak ada standar atau poin rujukan yang dijadikan referensi.
"Yang normal itu ada standar, ada norma-norma, ada pola-pola yang reguler, ada poin rujukan referensi, ini nggak ada sama sekali," ujarnya.
Amien masih sepakat jika kondisi new normal yang dimaksud apabila seorang pekerja menggunakan masker dan jaga jarak saat beraktivitas di lingkungan kerja. Namun, ia tidak sepakat jika keadaan sosial dan ekonomi yang memburuk juga dikatakan new normal.
"Tapi, kalau kemudian bahwa pengangguran meluas itu new normal, kerusuhan desa dan kota karena perut lapar new normal, nambah utang terus juga new normal. Lantas semakin hancur negara kita ekonominya new normal nah itu yang saya kira sudah kebablasan," katanya menegaskan.
Ia juga mengajak, pemerintah lebih cerdas dalam memimpin. Mantan ketua MPR itu meminta pemerintah tidak menghibur masyarakat dengan istilah new normal yang tidak normal.
"Maaf ya, karena kita ini betul-betul dalam suasana sangat berat. Jangan dihibur dengan new normal new normal yang sangat tidak normal," ujarnya.