REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY memfokuskan pelaksanaan tes swab Covid-19 untuk Orang Tanpa Gejala (OTG). Hal ini dikarenakan banyaknya kasus yang terkonfirmasi positif, namun tidak memiliki gejala Covid-19.
"Dalam kurun waktu beberapa hari ini, uji sampel swab tidak hanya digunakan untuk menguji PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Namun, justru sebagian besar digunakan untuk menguji OTG hasil dari tracing reaktif hasil rapid test," kata Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Senin (25/5).
Ia menyebut, tes swab terhadap OTG ini dilakukan jika mendapat hasil reaktif dari rapid test atau tes cepat. Tes swab ini sudah dilakukan kabupaten yang peningkatan angka kasus positif terbilang tinggi yakni di Kabupaten Bantul, Sleman dan Gunungkidul.
"Sebagian besar hasilnya adalah negatif, sedangkan apabila hasil positif, maka akan masuk sebagai kategori PDP Positif (kasus positif/terkonfirmasi)," ujarnya.
Bagi OTG yang reaktif dari tes cepat, otomatis berstatus PDP dan ditempatkan di tempat karantina (shelter) yang ada di masing-masing kabupaten. Namun, jika dari hasil swab menunjukkan hasil positif, maka langsung dirujuk ke rumah sakit penanganan Covid-19 di DIY.
"Hasil swab untuk OTG yang reaktif (dari rapid test) dilakukan dua kali," jelasnya.
Salah satu shelter yang sudah disiapkan bahkan sudah dihuni oleh beberapa PDP yakni Asrama Haji di Kabupaten Sleman. Hingga saat ini, sudah ada 70 orang yang menghuni shelter tersebut.
Mereka terdiri dari 70 OTG dengan hasil reaktif dari rapid test. Dari total 70 orang tersebut, sudah menjalani tes swab dengan hasil 23 orang negatif dan dua orang positif.
"23 orang negatif dari rinciannya 13 orang dari RS Bhayangkara, 10 orang dari RSUD Sleman. Hasil dua orang yang positif dari RSUD Prambanan dan dirujuk untuk rawat inap di RSUD Prambanan itu," katanya.