REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Wali Kota Sawahlunto Deri Asta mengatakan pihaknya tidak jadi menggelar sholat Idul Fitri di lapangan terbuka, masjid maupun mushola. Hingga saat ini Kota Arang yang dinobatkan sebagai situs warisan budaya dunia ini memang masih sebagai zona hijau atau wilayah nol dari kasus covid-19.
Namun, Pemkot Sawahlunto bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan tokoh-tokoh masyarakat sepakat meniadakan sholat id secara beramai-ramai. Sholat Id dilakukan di rumah masing-masing.
"Di tengah wabah pandemi corona ini masih berlangsung, Kota Sawahlunto belum melaksanakan sholat Id di lapangan, masjid maupun mushola. Tapi sholat id di rumah masing-masing dengan petunjuk teknis dari Kementerian Agama RI," kata Deri Asta, Sabtu (23/5).
Sebelumnya Sawahlunto berpeluang menggelar sholat Id berjamaah karena status sebagai zona hijau. Namun Pemko bersama Forkompinda dan tokoh masyarakat menurut Deri menilai cukup riskan bila tetap melaksanakan sholat id di lapangan, masjid dan mushola.
Terlebih baru-baru ini Kota Solok yang merupakan daerah tetangga Sawahlunto mengonfirmasi 1 orang positif covid-19. 1 orang tersebur diketahui merupakan pedagang yang setelah ditracking ternyata sempat kontak dengan beberapa orang warga Sawahlunto. Deri khawatir bila tetap menggelar sholat id berjamaah, berpotensi membuat Sawahlunto turut menjadi daerah positif covid-19.
Sebelumnya Pemko Sawahlunto sudah melakukan pool test dengan pengambilan 1600 sampel swab warga. Sampel swab tersebut akan diuji di Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand. Pool test dilakukan untuk memastikan Sawahlunto benar-benar bersih dari virus corona.
"Memang tekanan akan berat sekali di tengah pandemi ini. Kita tidak bisa merayakan Idul Fitri secara meriah dan besar-besaran," ucap Deri.