Jumat 22 May 2020 19:37 WIB

Kudus Berhasil Sandang Zona Hijau Covid-19

Kasus terkonfirmasi positif yang masih menjalani perawatan tersisa satu orang.

Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat ini berstatus zona hijau. Itu seiring berkurangnya temuan kasus baru corona dibandingkan sebelumnya kasus terkonfirmasi positif COVID-19 cukup banyak.

"Meskipun Kabupaten Kudus berstatus zona hijau, masyarakat harus tetap menerapkan kewaspadaan tinggi," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo di Kudus, Jumat (22/5).

Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan jaga jarak dari aktivitas sosial (social distancing) serta menjaga jarak fisik antar manusia (physical distancing) di tengah pandemi COVID-19.

Sementara tim gabungan yang bertugas melakukan pemantauan pemudik, katanya, masih tetap disiagakan.

Tempat karantina di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, katanya, saat ini memang tengah kosong, namun petugasnya tetap berjaga.

Perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus sampai saat ini, kasus terkonfirmasi positif yang masih menjalani perawatan tersisa satu orang dari total 33 kasus.

Dari 33 kasus tersebut, sebanyak 28 orang sembuh, empat meninggal dunia, sedangkan dari luar wilayah terdapat 15 orang yang sembuh.

Sementara jumlah orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 37 orang, sementara 42 orang dalam pemantauan (ODP), sebanyak 33 pasien dalam perawatan (PDP) berasal dari dalam wilayah.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus baru saja melakukan tes cepat corona secara acak di pusat perbelanjaan modern di Kudus, Jumat.

Hasilnya, dari 147 orang yang menjalani tes cepat corona terdapat satu orang yang hasilnya reaktif.

"Dia diminta untuk melakukan isolasi mandiri," Juru Bicara Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus Andini Aridewi.

Hal serupa, kata dia, dialami enam orang yang hasil tes cepat corona di Pasar Kliwon beberapa waktu lalu juga reaktif sehingga diminta isolasi mandiri.

Hingga kini, lanjut dia, mereka masih menjalani isolasi mandiri dan belum ada tindakan swab (usap) tenggorokan karena harus melihat kondisi kesehatannya. Ketika tidak ada gejala klinis, maka disarankan tetap melakukan isolasi mandiri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement