REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen-dosen dari Kampus Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) yang bekerja sama dengan tim LPPM UBSI mengadakan penyuluhan dan pelatihan melalui zoom virtual meeting, Sabtu (16/5) yang dimulai dari pukul 08.30 – 10.30 WIB.
Pelatihan yang di berikan adalah pemanfaatan aplikasi chatting WhatsApp Business sebagai media promosi secara online. Kegiatan yang diisi oleh Eva Argarini Pratama dan dosen-dosen UBSI ini diikuti oleh 10 peserta dari Pengurus PKK Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas, Jateng.
“Dengan adanya WhatsApp Business ini, maka penjual dan pelanggan dapat dengan mudah berinteraksi karena terdapat fitur-fitur otomatisasi, penyortiran pesan dan menjawab pertanyaan konsumen dengan cepat. Hal tersebut dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Sasaran dari WhatsApp ini yakni para pemilik bisnis kecil,” kata Eva dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, para pemilik bisnis kecil dan masyarakat yang ingin memulai bisnis perlu mengenal fitur-fitur yang ada pada WhatsApp Business tersebut. “Maka kami berinisiatif untuk menyelenggarakan pelatihan ini,” ujarnya.
Selain itu, penyuluhan penggunaan aplikasi WhatsApp Business diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para Pengurus PKK Kelurahan Sumampir. Sehingga, masyarakat yang ingin memulai usaha bisnisnya tidak kebingungan dan kesulitan dalam mempromosikan produknya.
“Terutama bagi pemilik usaha yang tidak memahami penggunaan media sosial ataupun pengolahan sebuah website, aplikasi WhatsApp Business bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk mempromosikan produknya,” tutup Eva.
Kegiatan ini mendapat tanggapan baik dari Kepala LPPM UBSI, Taufiq Baidawi. Menurutnya, kegiatan pengabdian masyarakat yang biasa diselenggarakan oleh dosen-dosen UBSI saat sebelum pembatasan social berskala besar (PSBB) biasanya diselenggarakan secara langsung dan tatap muka.
“Walau sudah diberlakukan PSBB, setiap dosen tidak boleh melupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penyelenggaraan dengan cara daring bisa menjadi salah satu alternatif bagi para dosen” papar Taufiq Baidawi.