REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut pasar, rumah sakit dan lembaga pendidikan sebagai klaster penyebaran baru virus corona, yang memicu peningkatan kasus Covid-19 di Semarang.
"Dalam dua hari terakhir ini ada tambahan 17 orang yang sudah terkonfirmasi (positif Covid-19)," kata Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Jumat (22/5).
Prihadi menyebut peningkatan aktivitas masyarakat di jalan, pasar, dan pusat belanja menjelang Lebaran berkontribusi pada peningkatan kasus infeksi virus corona penyebab Covid-19 di Kota Semarang.
"Masyarakat seakan lupa kalau sedang menghadapi pandemi Covid-19," ucapnya.
Prihadi melanjutkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Semarang menggelar pemeriksaan massal di pusat-pusat perbelanjaan serta tempat usaha dalam upaya menemukan kasus dan mencegah penyebaran Covid-19. Jika dalam pemeriksaan massal di fasilitas umum ditemukan ada yang terindikasi atau positif terserang Covid-19, Hendi mengatakan, maka fasilitas umum yang bersangkutan akan ditutup.
"Begitu juga dengan pasar. Kalau hasil tesnya cukup banyak yang reaktif atau positif juga akan ditutup," katanya.
Berdasarkan data dari siagacorona.semarangkota.go.id, hingga Jumat pagi, tercatat ada sebanyak 61 pasein positif Covid-19, yang terdiri dari 55 orang dalam perawatan dan 6 tengah dalam perbaikan klinis.
Sementara jumlah pasien sembuh berjumlah 251 orang dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 37 orang.