Kamis 21 May 2020 19:08 WIB

Mensos: Penyaluran Bantuan Tunai Targetkan 8,3 Juta Penerima

Penyaluran secara bertahap hingga hari ini sudah mencapai 5 juta keluarga.

Menteri Sosial Juliari P Batubara (kiri) memberikan paket bantuan kepada warga terdampak Covid-19.
Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA
Menteri Sosial Juliari P Batubara (kiri) memberikan paket bantuan kepada warga terdampak Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari P Batubara mengatakan penyaluran bantuan sosial tunai (BST) ditargetkan dapat mencapai 8,3 juta kepala keluarga (KK), hingga Sabtu (24/5). Penyaluran dilakukan secara bertahap kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

"Kami bersama PT Pos sepakat penyaluran BST ditargetkanbisa 8,3 juta KK hingga Sabtu (24/5), tetapi realisasinya hingga Kamis ini, sudah mencapai 5 juta KK," kata Juliari, di sela memantau langsung penyaluran BST di Kantor Kelurahan Jagalan, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Kamis (21/5).

Baca Juga

Personel PT Pos bekerja keras dari pagi hingga malam hari tidak hanya di kantor saja, tetapi juga di balai desa atau kantor kelurahan, seperti di Jagalan, Jebres, Solo, ini. Bahkan, kata Juliari, penyaluran BST juga digelar di tenda-tenda yang telah disiapkan untuk mempercepat prosesnya dalam rangka membantu masyarakat yang membutuhkan di tengah pandemi Covid-19.

Mensos Juliari mengatakan pihaknya sebelumnya memantau langsung penyaluran BST di Kota Semarang ada tiga titik, yakni di Kantor Pos berjalan sangat tertib, dan sedikit ada kerumunan, tetapi masih terkendali. "Saya melihat penyaluran BST di Kantor Kelurahan Jagalan, Kota Solo, ini prosesnya berjalan tertib. Warga penerima saat ditanya mereka sangat bahagia mendapat perhatian oleh pemerintah atau presiden dalam kondisi yang sangat sulit tentunya di tengah pandemi COVID-19 seperti ini," katanya.

Juliari mengatakan soal data penerima BST tersebut dari pemerintah kabupaten dan kota, hasil dari verifikasi kemudian dikembalikan lagi ke daerah terkait untuk membagikan BST. "Pemda dari hasil verifikasi mengusulkan ke Kemensos kemudian diturunkan kembali ke daerah. Jika ada data ganda pemda akan memperbaiki," ujarnya.

Juliari menjelaskan penyaluran program BST tersebut merupakan inisiatif dari Presiden dan sebagai bentuk kehadiran negara pada saat pandemi COVID-19 yang mengubah hidup masyarakat. "Saya yakin ke depan masyarakat sudah terbiasa seperti ini, yakni mengenakan masker, membawa hand sanitizer, dan menjaga jarak akan menjadi pemandangan yang normal," kata Juliari.

Pihaknya yakin sesuatu kenormalan baru dengan bimbingan Wali Kota Surakarta sanggup mengatasi pandemi COVID-19 dengan sukses. "Kami yakin karena Bangsa Indonesia ini senang bergotong royong. Setiap muncul masalah dihadapi dengan gotong royong. COVID-19 ini juga musuh, tetapi tidak kelihatan kasat mata. Selama belum ketemu vaksinnya, gunakan masker, cuci tangan pakai sabun. COVID-19 ini masalah bersama," kata Juliari.

Pada acara tersebut selain Mensos, juga hadir Dirut PT Pos Gilarsi Wahju Setijono, Sekjen Kementerian Sosial Hartono Laras, Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, Stas Khusus Kemensos Joko Sambodo, dan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo.

Mensos selain memantau langsung penyaluran BST di Kantor Kelurahan Jagalan, juga sempat berdialog dengan beberap warga penerima. Surakarta dalam program BST tersebut setiap KK menerima senilai Rp600 ribu per bulan yang terbagi tiga tahap. Surakarta pagu BST 55.435 KK dan realisasi 51.686 kk.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement