Kamis 21 May 2020 10:03 WIB

Banjir Rob Rendam Ribuan Rumah di Indramayu

Ketinggian banjir yang merendam ketiga desa mulai dari 30 cm hinnga 1,2 m.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Gelombang pasang air laut menerjang pantai yang mengakibatkan pemukiman penduduk tergenang.
Foto: Foto istimewa Forum Koordinasi SAR Daerah (FK
Gelombang pasang air laut menerjang pantai yang mengakibatkan pemukiman penduduk tergenang.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Banjir rob akibat gelombang pasang air laut menerjang ribuan rumah warga di tiga desa di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Rabu (20/5) malam. Akibat banjir tersebut, warga terpaksa harus mengungsi ke balai desa setempat.

Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Caya, menyebutkan, ketiga desa itu, yakni Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon dan Kertawinangun. ‘’Ada lebih dari 1.000 rumah warga, sejumlah tempat ibadah dan sarana pendidikan di tiga desa itu yang terendam banjjir rob,’’ ujar Caya kepada Republika, Kamis (21/5).

Caya menyebutkan, ketinggian banjir yang merendam ketiga desa tersebut bervariasi, mulai dari 30 centimeter hingga 1,2 meter. Menurutnya, banjir yang terparah terjadi di Blok Pang Pang 1, Desa Eretan Wetan.

Bahkan, sedikitnya 50 kepala keluarga (KK) di Desa Eretan Wetan terpaksa harus menggungsi ke balai desa setempat. Warga yang mengungsi itu terutama anak-anak, perempuan dan lansia.

‘’Kejadiannya semalam. Tapi habis sahur mereka sudah pulang kembali ke rumahnya masing-masing karena banjir sudah surut,’’ terang Caya.

Caya mengatakan, gelombang tinggi terjadi secara tiba-tiba bersamaan dengan hujan lebat dan angin. Masyarakat setempat pun menyebutnya dengan istilah rob maling. "Masyarakat merasa trauma,’’ tutur Caya.

Dari sejumlah video yang beredar di jagat maya maupun yang menyebar di berbagai grup WhatsApp, banyak warga setempat yang tidak menduga banjir rob parah akan terjadi secara tiba-tiba. Air banjir dari laut yang tercampur lumpur dan sampah, terlihat menggenangi seluruh bagian rumah warga.

Warga pun berusaha dengan cepat menyelamatkan perabot ke tempat yang lebih tinggi. Namun, tak sedikit pula yang tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka sehingga menjadi terendam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement