REPUBLIKA.CO.ID, SIGI, SULTENG -- Jalur darat yang menghubungkan Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan Kulawi, Kabupaten Sigi yang putus diterjang banjir Jumat (15/5), kini sudah kembali normal.
"Jalan sudah bisa dilewati kendaraan yang sebelumnya sama sekali tidak bisa karena badan jalan banyak yang rusak dan tertimbun lumpur," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi Asrul, Sabtu (16/5) malam.
Asrul mengatakan meski sudah bisa dilalui kendaraan, kondisinya masih cukup memprihatinkan, sehingga perlu ekstra hati-hati saat melintas di jalur yang selama ini sering kali putus akibat banjir dan tanah longsor.
Dia mengaku ruas jalan provinsi itu sering putus saat curah hujan tinggi karena jalan tersebut dekat dengan daerah aliran sungai dan konstruksi tanah labil, sehingga rawan banjir dan longsor.
Hingga malam ini, kata dia, ada beberapa alat berat yang tetap siaga di lokasi longsor. Desa Tuva dan Desa Omu di Kecamatan Gumbasa dalam kurun tiga tahun terakhir ini sering diterjang bencana alam banjir dan longsor.
Tetapi, bencana alam paling besar dan sangat berdampak terjadi pada April-Mei 2019. Selain banyak bangunan rumah rusak akibat banjir bandang, jaringan listrik dan badan jalan sepanjang sekitar 1 km sempat putus total selama sepekan, karena badan jalan diterjang banjir.
Bahkan, ada satu jembatan gantung di Desa Tuva hanyut diterjang banjir dan sampai sekarang belum dibangun kembali.
Pemerintah telah membangun tanggul pengaman banjir, tetapi dilakukan secara bertahap karena membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Sepanjang belum ada tanggul pengaman di sepanjang daerah aliran sungai di wilayah Desa Tuva, permukiman warga tetap terancam banjir saat hujan di hulu meningkat dan banjir dipastikan meluap ke badan jalan dan permukiman warga di beberapa desa di Kecamatan Gumbasa.
Dia menambahkan beberapa wilayah di Kabupaten Sigi rawan bencana banjir, termasuk di Kecamatan Kulawi, Dolo Selatan dan Dolo karena ada sungai besar yang bermuara menjadi satu di Teluk Palu. Karena itu, warga harus tetap siaga dan segera mengungsi jika terjadi bencana banjir.