Jumat 15 May 2020 22:48 WIB

Sempat Tersendat, Pembebasan Lahan Exit Tol Jagorawi Beres

Pandemi mengakibatkan banyak program pembangunan terhambat.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kendaraan melintas di tol Jagorawi menuju Gerbang Tol Bogor di Ciheuleut, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/4/2020). Gerbang tol Bogor yang biasanya dipadati kendaraan saat libur akhir pekan bertepatan dengan Hari Paskah tersebut terlihat lengang sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Kendaraan melintas di tol Jagorawi menuju Gerbang Tol Bogor di Ciheuleut, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/4/2020). Gerbang tol Bogor yang biasanya dipadati kendaraan saat libur akhir pekan bertepatan dengan Hari Paskah tersebut terlihat lengang sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyatakan pembebasan lahan exit tol Jagorawi kilometer (Km) 42,5 di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor telah diselesaikan. Setelah melalui proses panjang, akhirnya 17 bidang lahan yang sempat bersengketa dapat dibebaskan.

"Jalan tembus dari exit tol 42,5 (Jalan) Parung Banteng sudah selesai pembebasan lahannya," kata Dedie di Kota Bogor, Jumat (15/5).

Pengerjaan exit tol 42,5 sempat tersendat lantaran terganjal pembebasan lahan yang ditangani PT Summarecon. PT Summarecon kemudian meminta bantuan Pemkot Bogor untuk mengkomunikasikan dengan warga pemilik lahan. Pemkot Bogor terus berupaya untuk mengkomunikasikan dengan warga pemilik lahan.

Dedie menjelaskan, pihaknya sudah mulai melakukan pembongkaran di sejumlah lahan yang memiliki bangunan. Demikian, tak ada alasan untuk segera melanjutkan pembangunan fisik.

"Sudah kami lakukan pembongkaran lahan dan bangunan sebagian dan mudah-mudahan tinggal satu bidang yang harus diselesaikan administrasi-nya," jelas Dedie.

Jalan Regional Ring Road (R3) dari Parung Banteng dan Terminal Baranangsiang itu menang telah ditargetkan selesai pada Juni 2020. Pemkot Bogor terus mengupayakan jalan itu dapat secepatnya dibuka jauh-jauh hari.

Dedie mengatakan dengan dibukanya dibukanya pintu di tol Jagorawi kilometer 42,5 agar arus lalu lintas dari Jakarta menuju ke Bogor dan sebaliknya akan menjadi lebih lancar. “Ini semua menjadi wujud keseriusan Kota Bogor untuk melakukan penataan di Bogor Timur," kata Dedie.

Mengenai pembiayaan pembangunan, dia mengatakan, R3 di luar pembiayaan non-APBD Kota Bogor. Dia menyatakan, pengerjaan akan dilakukan oleh PT Summarecon dalam beberapa bulan ke depan. "InsyaAllah dalam waktu ke depan akan dimulai pembangunannya fisiknya," ucap dia.

Dedie menjelaskan, pandemi mengakibatkan banyak program pembangunan terhambat. Dari sekian banyak proyek startegis, hanya alun-alun Kota Bogor yang dapat dikerjakan.

Dedie menjelaskan, Pemkot Bogor bakal melanjutkan pengerjaan alun-alun. Dia mengatakan, akan segera melakukan lelang proyek alun. "Pelaksanaan lain yang akan kita fokuskan pembangunan alun-alun yang saat ini sudah pada tahap lelang di UKPBJ," jelas dia.

Dedie menjelaskan, lelang alun-alun akan diikuti setidaknya 59 perusahaan yang mengikuti lelang. Dia berharap, pemenang proyek pembangunan alun-alun di lahan eks Taman Topi dapat berjalan dengan baik.

"Mudah-mudahan kita mendapatkan perusahaan yang memiliki kapasitas dan kompetensi melaksanakan pembangunan yang baik," kata dia.

Wakil Ketua III DPRD Kota Bogor, Eka Wardhana menjelaskan, membuka exit tol Jagorawi kilometer (Km) 42,5 telah menjadi bagian kuat penataan transportasi di Kota Bogor. Dia menjelaskan, pemkot ingin memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. 

"Dengan di buka exit tol Jagorawi kilometer (Km) 42,5 masyarakat dibuat nyaman sehingga tidak menjadi gula-gula, itulah yang dilakukan pemerintah," ujar Eka.

Selain itu, Eka mengatakan, di Kawasan Bogor Raya yang tak jauh dari exit tol Jagorawi kilometer (Km) 42,5 digadang-gadang menjadi pusat pelayanan publik Pemkot Bogor. Ditempat tersebut, akan dibangun pusat pelayanan yang berhubungan dengan publik di tanah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Itu juga menjadi upaya upaya besar Pemeritah Kota Bogor agar dapat memberikan layanan terbaik. Pusat pelayanan di pindah," kata Eka.

Exit tol Re telah dibahas pada musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Bogor pada Februari 2020 lalu. Selain itu, persoalan Terminal Baranangsiang yang dikelola oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Di Terminal Baranangsiang akan menjadi kawasan transit oriented development (TOD).

Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor Jaenal Muttaqin yang mengikuti Musrenbang, menjelaskan pembukaan Jalan R3 telah mendesak. Dia mengatakan, Jalan R3 harus menjadi prioritas penyelesaian pengerjaan. “Khusus jalan R3 yang sangat prioritas, DPRD Kota Bogor mendorong pemerintah agar segera merealisasikannya," kata Jaenal.

Dia menyatakan, dewan akan terus mendorong agar Jalan R3 dapat dibuka. Sehingga, Jalan tersebut dapat segra diakses oleh masyarakat luas. "Kami akan perjuangkan dan akan kami kawal,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement