Sabtu 16 May 2020 00:05 WIB

Benarkah Air Mani Bisa Tularkan Corona? Ini Jawaban IDI

Ada dua penelitian soal virus Covid-19 di air mani dengan hasil berbeda.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID,   JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan, hasil penelitian sebuah studi di China bahwa air mani bisa menularkan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) masih kontroversial. Sebab, penelitian lain yang juga dilakukan di China menunjukkan hasil sebaliknya.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyebutkan, ada dua penelitian mengenai hal ini yang saling bertentangan. Padahal lokasi penelitian sama-sama di Wuhan, Cina. Penelitian pertama disebutkan bahwa sekitar 16 persen atau dari 38 orang yang diteliti air maninya ternyata positif mengandung virus itu. Kemudian penelitan itu dipublikasi di majalah.

Baca Juga

Namun penelitian lain yang diterbitkan di majalah American Society Reproductive Magazine juga menunjukkan bahwa dari 34 yang diteliti sama sekali tidak ada yang mengandung virus Corona. "Mana yang benar belum tahu dan ini menjadi kontroversi karena baru pemeriksaan 30 orang pasien," ujarnya saat dihubungi Republika, Jumat (15/5).

Di penelitian itu, dia menambahkan, katanya pasien yang diuji berbeda. Kasusnya lebih berat sehingga menyebabkan virusnya ditemukan. Jika biasanya virus hanya ditemukan di nasofaring dan tenggorok, dan paru namun ternyata virusnya juga ditemukan di rectum atau usus.

Kendati demikian, ia menegaskan apapun hasil penelitian itu tidak banyak mempengaruhi. Sebab kalau penularan lewat hubungan intim atau air mani sebenarnya terjadi kontak lebih dekat antara dua orang. Sedangkan virus ini bisa menular jika kontak bahkan berjarak kurang dari 2 meter saja.

"Jadi tidak akan banyak mempengaruhi jumlah penularan Covid-19. Karena penularan droplet jauh lebih mudah dibandingkan penularan lewat hubungan seksual, jika batuk atau bersin kalau jarak kurang 1 meter atau lebih sedangkan kalau orang kalau berhubungan intim kan dengan jarak amat sangat dekat," katanya.

Sebelumnya Covid-19 ditemukan dalam air mani (semen) pria yang terinfeksi parah. Ini memberikan petunjuk baru mengenai kemungkinan virus corona baru tersebut bisa menular melalui hubungan seks.

Fakta baru mengenai Covid-19 itu ditemukan dalam studi yang dipimpin oleh Weiguo Zhao dari Departemen Kedokteran Pernafasan, Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat China.

Dalam jurnal yang dipublikasikan di JAMA Network Open, Zhao dan rekan-rekannya mengatakan telah meneliti pasien pria Covid-19 berusia 15 tahun dan yang lebih tua pada 26 Januari hingga 16 Februari 2020 di Rumah Sakit Kota Shangqiu. Rumah Sakit Kota Shangqiu juga merupakan satu-satunya rumah sakit yang ditunjuk untuk perawatan Covid-19 di Shangqiu, di sebelah timur provinsi Henan.

Di antara 50 pasien yang diidentifikasi, 12 pasien tidak dapat memberikan spesimen semen karena disfungsi ereksi, dalam keadaan koma, atau meninggal sebelum diambil sampel.

Karena itu total 38 pasien terdaftar untuk pengujian air mani, menurut jurnal itu dalam penjelasannya, dikutip Sabtu. Dari 38 peserta yang menyediakan spesimen air mani, 23 peserta (60,5 persen) telah mencapai pemulihan klinis dan 15 peserta (39,5 persen) berada pada tahap infeksi akut.

Hasil pengujian menemukan bahwa 6 pasien (15,8 persen) air maninya positif SARS-CoV-2, termasuk 4 dari 15 pasien (26,7 persen) yang berada pada tahap infeksi akut dan 2 dari 23 pasien (8,7 persen) yang telah pulih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement