Kamis 14 May 2020 18:16 WIB

ITB dan Unpad Buat 2 Alat Tes Covid-19 dengan Antigen

Alat ini rencananya akan diproduksi sebanyak 5 ribu unit.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas menunjukkan hasil negatif pada alat pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 usai memeriksa salah satu pedagang di kawasan Relokasi Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, . ilustrasi
Foto: ANTARA/aji styawan
Petugas menunjukkan hasil negatif pada alat pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 usai memeriksa salah satu pedagang di kawasan Relokasi Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, . ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kolaborasi para peneliti Unpad dan ITB, melahirkan kembali inovasi untuk penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kolaborasi Unpad dan ITB berhasil memproduksi dua jenis alat tes di luar PCR dan Rapid Tes.

“Yang pertama Rapid Test 2.0 kecepatannya sama seperti rapid tes tapi akurasinya 80 persen,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Bandung, Kamis (14/5).

Baca Juga

 

Emil mengatakan, alat ini juga berbeda dengan rapid test normal karena tak menggunakan tes daerah namun swab test. Dibandingkan dengan rapid test lain yang hanya mengetes benda asing di dalam antibody dan tidak spesifik ke virus.

“Yang 2.0 ini menggunakan antigen, virusnya ketemu,” katanya.

 

Emil mengatakan alat ini rencananya akan diproduksi pada Juni mendatang sebanyak 5 ribu tes kit dan diproduksi Biotek di Jawa Barat. Selanjutnya 50.000 produksi akan dilakukan pada Juli. “Harganya lebih murah, maksimal Rp 120.000-an, yang dulu Rp 300.000,” katanya.

 

Penelitian Unpad dan ITB juga menghasilkan alat tes PCR baru yang tidak memerlukan pemeriksaan di laboratorium. Melainkan cukup di laptop dan power suplai seperti aki motor yang bisa menghasilkan delapan sampel.

“Bisa dibawa mobil, bisa mengetes di pasar, tempat pariwisata, dimanapun. Akurasinya sama seperti PCR, harganya Rp 200 juta,” katanya.

 

Emil menilai dua alat yang bisa berkontribusi penting dalam penanganan Covid-19 ini merupakan sumbangsih para ilmuwan yang melakukan bela negara melalui keilmuan-nya.  “Inilah sumbangsih dari para ilmuwan yang bela negara melalui ilmunya.ada yang bela negara melalui perang covid melalui garis depan, itu dokter tenaga kesehatan ada yangbela negara dengan hartanya, ada yang dengan ilmunya,” paparnya.

 

Inovasi ini juga, kata dia,  menguatkan Jabar menjadi provinsi paling progresif salam memproduksi alat biokteknologi lokal lewat dukungan BUMN dan kampus. Jabar, bisa mengejar target 300 ribu dengan alat PCR sendiri Bio Farma, dengan rapid test 2.0, SPR buatan Unpad, ITB dengan ventilator PT DI dan Pindad.

"Ini menunjukan bangsa kira bisa memproduksi alat bioteknologi sendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement